Gaza, Purna Warta – Militer rezim Israel telah mengeluarkan perintah evakuasi baru di Khan Younis, Gaza selatan yang selanjutnya diperluas ke area tempat warga Palestina yang mengungsi terpaksa berlindung.
Baca juga: [KARIKATUR] – Kemajuan Ilmu Kedokteran Iran Berhasil Temukan Pencegah Penularan Retenitis Pigmentosa
Dikatakan dalam sebuah pengumuman pada hari Sabtu bahwa tinggal di area tersebut telah “menjadi berbahaya” karena roket yang ditembakkan oleh pejuang Palestina.
“Penyesuaian tersebut dilakukan sesuai dengan intelijen yang tepat yang menunjukkan bahwa Hamas telah menanamkan infrastruktur teroris di area yang ditetapkan sebagai area kemanusiaan,” klaim militer, seraya menambahkan bahwa mereka akan “beroperasi secara paksa” di sana.
Perintah terbaru tersebut muncul seminggu setelah militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi untuk wilayah timur Khan Younis dan memulai invasi darat baru, beberapa bulan setelah melancarkan serangan di sana, Al Jazeera melaporkan.
Invasi Khan Younis telah menyebabkan setidaknya 180.000 warga Palestina mengungsi dalam empat hari pertama sejak dilancarkan, dan banyak yang harus pindah tanpa barang-barang mereka, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sumber medis mengatakan kepada Al Jazeera bahwa 14 jenazah telah tiba di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis sejak pagi.
Militer Israel melanjutkan serangan mematikannya di berbagai wilayah di seluruh wilayah kantong yang dikepung, termasuk Rafah di selatan.
Pada hari Sabtu, Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah menyerang “puluhan target” dalam sehari terakhir, termasuk lingkungan Zeitoun di Kota Gaza di utara, yang telah menjadi target serangan berulang selama berbulan-bulan.
Baca juga: Insiden Anti-Muslim AS Melonjak 70% pada Paruh Pertama Tahun 2024 di Tengah Perang Gaza
Badan-badan PBB telah mengecam kebijakan Israel untuk mengungsi massal penduduk sipil Gaza dan serangan militer di wilayah-wilayah yang sebelumnya dinyatakan sebagai “zona aman” kemanusiaan oleh Israel.
Militer Israel telah menewaskan lebih dari 39.000 warga Palestina di Jalur Gaza sejak dimulainya konflik saat ini pada bulan Oktober, dengan lebih dari 90.000 orang terluka dan ribuan orang hilang.