Rezim Israel Kembali Melanggar Gencatan Senjata, Gaza Alami Serangan dan Penolakan Bantuan

Gaza, Purna Warta – Rezim Israel terus melancarkan serangan mematikan di Gaza meskipun ada gencatan senjata yang diumumkan, menewaskan seorang warga Palestina lainnya di distrik Tuffah, Kota Gaza sementara badan-badan kemanusiaan memperingatkan tentang meningkatnya krisis di bawah blokade Israel yang sedang berlangsung.

Sumber medis di Rumah Sakit al-Ahli mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pasukan Israel membunuh seorang warga Palestina di lingkungan Tuffah, Kota Gaza.

Serangan itu menambah puluhan korban yang ditimbulkan oleh rezim Israel sejak gencatan senjata berlaku pada 10 Oktober.

Penduduk di Gaza mengatakan gencatan senjata tidak membawa bantuan nyata, dengan pemboman yang terus berlanjut dan pembatasan bantuan yang melumpuhkan kehidupan sehari-hari.

Akademisi Muhanad Seloom mengatakan kredibilitas Amerika Serikat “dipertaruhkan” karena rezim Israel tampaknya menguji batas gencatan senjata dengan Hamas.

“AS telah mengirim seorang pejabat tinggi, Wakil Presiden JD Vance, ke Israel untuk memastikan gencatan senjata ini tetap berlaku, karena mereka tahu bahwa Netanyahu kini telah mendapatkan semua tawanan yang masih hidup, beberapa jenazah korban tewas, dan bahwa ia mungkin akan menarik diri dari perjanjian tersebut,” ujar Seloom kepada Al Jazeera.

Menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, setidaknya 80 pelanggaran gencatan senjata oleh rezim Israel telah didokumentasikan sejak 10 Oktober.

Seloom mencatat bahwa negara-negara termasuk Qatar dan Turki, yang membantu menengahi gencatan senjata, mendesak penerapannya secara penuh.

“Turkiye … adalah pemain utama di kawasan ini. Turki adalah anggota NATO, dan saya pikir pemerintah Turki sangat ingin memastikan bahwa perjanjian ini dilaksanakan,” ujarnya.

Sementara itu, badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza masih “setetes air di lautan kebutuhan yang sangat mendesak.”

“Semua penyeberangan harus dibuka. Bantuan harus bebas hambatan,” kata UNRWA di X, menambahkan bahwa sekitar 6.000 truk pasokan vital sedang menunggu di Yordania dan Mesir untuk mendapatkan izin memasuki Gaza.

Roland Friedrich, direktur urusan UNRWA di Tepi Barat yang diduduki, memperingatkan bahwa kekerasan pemukim dan perluasan permukiman Israel meningkat di tengah gencatan senjata Gaza.

“Penarikan pasukan di Gaza seharusnya tidak menjadi peluang untuk memperketat cengkeraman pendudukan di tempat lain,” ujar Friedrich, seraya menekankan bahwa “masa depan Gaza dan Tepi Barat adalah satu.”

Ia menambahkan bahwa “seiring munculnya harapan rapuh di Gaza, UNRWA siap bekerja sama dengan semua pihak untuk memastikan hasil komprehensif yang dapat menjadi landasan perdamaian dan stabilitas bagi seluruh wilayah Palestina yang diduduki, dan bagi kawasan ini, bagi generasi-generasi mendatang.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *