Tel Aviv, Purna Warta – Menhan Israel khawatir mendengar orasi Sayid Hasan Nasrullah, Sekjen Hizbullah, Rabu (26/5), dan dengan nada gemetar, ia merespon dengan ancaman untuk menghancurkan Beirut.
Ancaman berulang-ulang nan kosong dilontarkan Benny Gantz, Menteri Pertahanan rezim Zionis pada Rabu malam, tepatnya pasca orasi Sayyid Hasan Nasrullah di peringatan hari besar perang Israel-Lebanon pada tahun 1982.
Baca Juga : Pasca Sheikh Jarrah, Pengusiran Warga Batin Al-Hawa dan Silwan Juga Dibatalkan
Dikutip dari i24 News, Benny Gantz menjelaskan, “Kami siap menjaga warga Israel. Jika terjadi serangan dari arah utara. Lebanon akan goncang. Rumah-rumah yang dijadikan gudang senjata dan teroris, akan hancur.”
“Daftar target yang kami miliki di Lebanon lebih banyak dan lebih penting dari yang di Jalur Gaza. Daftar tersebut sudah siap dan akan meluncur setelah disetujui,” tambahnya lebih lanjut.
Rabu Kemarin, Sayid Hasan Nasrullah berpidato di hari raya Muqawamah dan Pembebasan. Dalam orasinya, Sekjen Hizbullah meyakinkan keruntuhan Israel yang lebih dekat dan mendiktekan garis merah yang baru tergoreskan di Palestina di bawah kemenangan gerakan resistensi bangsa al-Quds.
“Mengancam al-Quds memiliki arti perang regional,” tegas Sayyid Hasan Nasrullah tentang peta baru Palestina dan mewanti-wanti kehancuran Israel karena kekalahan strategis yang didapat dalam perang kemarin dan ke depannya.
Baca Juga : Qatar Janji Kirim Bantuan 500 Juta Dolar Untuk Rekonstruksi Gaza
Benny Gantz juga membalas pernyataan Yahya al-Sinwar, Kepala Biro Politik Hamas di Jalur Gaza dan menyatakan, “Israel ingin melihat rekonstruksi Gaza, namun jika kekerasan terjadi kembali, militer Zionis tidak akan ragu perang.”
“Selama jasad dua prajurit Israel yang terbunuh dalam perang 2014 belum dipulangkan, Tel Aviv tidak akan memberi kesempatan rekonstruksi Gaza,” tambah Benny Gantz.
Tak hanya Menhan Israel, Menteri Ekonomi rezim Zionis juga merespon pedas pernyataan al-Sinwar hingga mengancam teror dan menyatakan, “Deklarasi gencatan senjata sepihak oleh Tel Aviv bukan bermaknakan amannya petinggi Muqawamah Palestina dari teror.”