Ratusan Warga Palestina Terluka dalam Serangan Israel Terhadap Protes Anti-Pemukiman

Penembakan gas air mata oleh Israel

Tepi Barat, Purna Warta – Hampir 170 warga Palestina menderita luka-luka dalam serangan oleh pasukan Israel terhadap pengunjuk rasa anti-pemukiman di dekat kota Nablus, Tepi Barat yang diduduki.

Menurut media Palestina, kekerasan pecah setelah salat Jumat (30/7) ketika pasukan rezim Israel menembaki warga Palestina yang memprotes pembangunan pos pemukiman di Jabal Sabih di kota Beita, selatan Nablus.

Kantor berita resmi Palestina Wafa mengatakan bahwa 29 warga sipil terluka dengan peluru logam hidup dan peluru berlapis karet, dan puluhan lainnya lemas dengan gas air mata ketika Israel menyerang protes tersebut.

“168 cedera terjadi selama konfrontasi dengan pasukan pendudukan, termasuk 5 dengan peluru tajam, 24 dengan peluru logam berlapis karet, sementara 132 lainnya menderita lemas akibat pasukan Israel menembakkan tabung gas air mata, dan 7 orang lainnya terluka.” lapor Ahmed Jibril, direktur ambulans dan layanan darurat di Bulan Sabit Merah di Nablus.

Sumber lokal Palestina mengatakan bahwa konfrontasi meletus di tiga lokasi dengan pasukan pendudukan di Persimpangan Beita, Jabal Sabih, dan daerah al-Houte.

Sumber tersebut menambahkan bahwa pasukan pendudukan menggunakan pesawat tak berawak untuk menjatuhkan tabung gas air mata ke warga Palestina.

Pos terdepan pemukiman Eviatar dekat Nablus selama dua bulan terakhir telah menjadi salah satu titik fokus bentrokan antara pemukim yang didukung oleh pasukan rezim dan warga Palestina.

Setidaknya lima warga Palestina baru-baru ini ditembak mati oleh pasukan Israel saat mereka memprotes perampasan lebih dari lima hektar tanah mereka untuk pembangunan pemukiman Israel di Eviatar. Tanah tersebut sebelumnya digunakan untuk penanaman zaitun oleh warga Palestina.

Pihak berwenang Israel telah memutuskan untuk mengubah Eviatar menjadi pangkalan militer. Tetapi penduduk kota Beita telah menolak keputusan itu dan akan melanjutkan protes mereka sampai pos terdepan dipindahkan.

Ketegangan telah mencapai titik didih ketika para pemukim Israel melanjutkan perampasan tanah Palestina. Mereka melakukan unjuk rasa menentang otoritas Israel, menolak untuk mengevakuasi tanah yang menjadi mata pencaharian warga Palestina.

Namun, dalam beberapa dekade rezim Israel selalu memberika dukungan ekonomi dan politik untuk gerakan pemukim, termasuk ketidakpedulian terhadap pos-pos ilegal yang mana hal tersebut telah memberanikan para pemukim ilegal Israel.

Desa-desa di Tepi Barat yang diduduki sering mengadakan demonstrasi hari Jumat menentang perampasan tanah, pembongkaran rumah, dan pemukiman Israel. Pasukan Israel biasanya menanggapi protes dengan kekerasan yang tidak proporsional.

Tentara Israel bentrok dengan pelayat di Hebron

Di tempat lain di wilayah Palestina yang diduduki pada hari Jumat, pasukan Israel bentrok dengan pelayat Palestina yang menghadiri pemakaman seorang pemuda yang ditembak mati oleh tentara rezim di dekat kota al-Khalil (Hebron).

Rezim Tel Aviv menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah para pelayat, hal tersebut telah melukai sejumlah warga Palestina.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, Shawkat Khaled Awad yang berusia 20 tahun ditembak oleh tentara Israel pada hari Kamis dan terluka parah di kota Beit Ummar, utara kota Hebron, Tepi Barat selatan.

Media Palestina melaporkan bahwa pemuda itu ditembak di kepala dan perut sebelum dirawat di rumah sakit, di mana ia meninggal karena luka-lukanya beberapa jam kemudian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *