Al-Quds, Purna Warta – Puluhan warga Palestina, termasuk seorang anak, terluka dan beberapa diculik dalam gelombang terbaru kekerasan militer dan pemukim Israel di Tepi Barat.
Tiga warga Palestina, termasuk seorang anak laki-laki berusia 14 tahun, ditembak oleh pasukan Israel selama invasi militer ke Nablus di Tepi Barat utara pada Minggu (4/5).
Palang Merah Palestina melaporkan bahwa anak tersebut mengalami luka di paha akibat peluru tajam, sementara dua pemuda lainnya terkena peluru karet.
Bentrokan pecah antara pasukan Israel dan pemuda setempat, menyebabkan setidaknya 40 warga sipil mengalami sesak napas akibat gas air mata. Sementara itu, tentara Israel memaksa menutup toko-toko dan menculik salah seorang pemiliknya.
Kekerasan Pemukim Meningkat Drastis
Pemukim Israel, didukung pasukan rezim, menyerang warga di area Khala, Desa Einabus, Nablus. Mereka memukuli sejumlah warga Palestina—termasuk kepala dewan desa—sembari menembakkan peluru tajam dan gas air mata, menurut Einabus Village Council.
Dewan tersebut juga melaporkan bahwa pasukan rezim menculik dua petugas kebersihan saat sedang bertugas mengumpulkan sampah di desa.
Di Ramallah, pemukim melancarkan serangan baru di dataran pertanian Sahl Sa’i antara desa al-Mughayyir dan Abu Falah. Mereka membakar struktur pertanian milik warga, kata kepala dewan desa kepada WAFA. Ia menambahkan bahwa para pemukim terus-menerus menyerang wilayah itu, membakar lahan, dan merusak properti warga.
Di al-Khalil (Hebron), sekelompok pemukim Israel ekstrem menyerbu Khirbet al-Rakeez, sebuah komunitas kecil Palestina di Masafer Yatta. Mereka mencabut dan merusak sekitar 30 pohon zaitun dan almond milik warga setempat, menurut aktivis lokal Osama Makhamra.
Dalam aksi sabotase terpisah, para pemukim ilegal melepaskan ternak mereka ke ladang pertanian milik warga lain, menyebabkan kerusakan luas pada tanaman.
Eskalasi Kekerasan Setelah Gencatan Senjata Gaza
Sejak gencatan senjata di Gaza diumumkan pada Januari lalu, Israel meningkatkan serangannya di seluruh Tepi Barat. Pada Maret, rezim tersebut melanggar gencatan senjata dan melanjutkan serangan militer besar-besaran di Tepi Barat.
Sejak Januari, pasukan Israel telah membunuh 13 warga Palestina, termasuk dua perempuan dan seorang anak, serta melukai puluhan lainnya di Tulkarem dan kamp-kamp pengungsiannya. Hampir 400 rumah hancur total, dan lebih dari 2.570 lainnya rusak sebagian di kamp Nur Shams dan Tulkarem.
Sementara itu, lebih dari 956 warga Palestina tewas dan sekitar 7.000 lainnya terluka sejak Israel melancarkan agresi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur pada Oktober 2023, bersamaan dengan perang genosida rezim tersebut di Gaza. Sekitar 16.400 lainnya ditangkap.
Secara total, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, 52.314 warga Palestina tewas dan 117.792 lainnya terluka sejak 7 Oktober 2023.