Purna Warta – Ratusan organisasi hak dan pembela hak asasi manusia telah meminta PBB campur tangan untuk segera membebaskan seorang aktivis kesehatan Palestina terkemuka dari sebuah penjara di kota Ramallah, Tepi Barat yang diduduki.
Dalam petisi yang ditandatangani pada hari Kamis (29/7), hampir 130 organisasi dari 41 negara dan sekitar 590 individu dari 60 negara mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia untuk segera membebaskan Shatha Odeh, direktur lembaga Komite Kerja Kesehatan (HWC) di Ramallah.
Odeh adalah seorang pembela kesehatan dan hak asasi manusia berusia 60 tahun yang ditangkap di rumahnya di kota al-Bireh dekat Ramallah pada awal bulan. Dia ditahan karena menentang perintah militer Israel untuk menutup kantor HWCnya selama enam bulan karena aktivitasnya di wilayah Palestina yang diduduki.
“Kami organisasi masyarakat sipil, praktisi kesehatan, akademisi, organisasi hak-hak perempuan, dan individu terkait lainnya yang bertanda tangan di bawah ini sangat prihatin atas penangkapan Direktur Health Work Committees (HWC) Ms. Shatha Odeh oleh tentara Israel di rumahnya di Ramallah pada 7 Juli 2021. Dia mengepalai komite penyedia layanan kesehatan non-pemerintah utama Palestina,” demikian petisi tersebut.
Petisi tersebut menggambarkan Odeh sebagai pemimpin masyarakat sipil yang dihormati baik secara lokal maupun internasional. Mereka mencatat bahwa dia adalah seorang profesional kesehatan berdedikasi sebagai direktur HWC yang mempunyai peran penting dalam mengatur layanan kesehatan kepada lebih dari 400.000 penerima manfaat di seluruh Tepi Barat.
“HWC berada di garda depan penanganan pandemi COVID-19 melalui layanan berbasis komunitas, layanan rumah sakit, klinik keliling, dan program penjangkauan masyarakat,” tambahnya.
Mereka menambahkan, “Para penandatangan menggarisbawahi bahwa serangan terhadap HWC akan semakin memperburuk situasi kesehatan saat ini, khususnya situasi perempuan dan anak-anak dan kelompok rentan seperti mereka yang berkebutuhan khusus. Setiap serangan terhadap fungsinya merupakan ancaman bagi kesehatan dan kesejahteraan rakyat Palestina.”
Odeh saat ini ditahan di sebuah penjara di Ramallah di mana akses untuk mengunjungi kerabat secara efektif ditolak. Akses ke pengobatan esensial dan dukungan hukum dibatasi dan juga dilaporkan bahwa dirinya berada di bawah interogasi yang keras dan berkepanjangan.
“Kami mengungkapkan keterkejutan kami atas ketentuan penahanan seorang pembela hak perempuan dan hak kesehatan regional dan internasional terkemuka. Hal ini tidak manusiawi dan melanggar hak asasi manusia. Kami menyerukan kepada komunitas internasional dan pembela hak asasi perempuan dan manusia di seluruh dunia untuk membantu kami menyerukan keadilan dan kebebasan bagi Nona Odeh,” para pembuat petisi menekankan.
Serangan terhadap Odeh dan penangkapannya dikecam secara luas oleh kelompok hak asasi manusia.
Petisi mengatakan bahwa penutupan HWC dan penangkapan Odeh datang dalam konteks meningkatkan kriminalisasi organisasi masyarakat sipil Palestina oleh pasukan pendudukan Israel. Mereka memperingatkan bahwa sumber pendanaan telah dirusak melalui kampanye untuk mendelegitimasi organisasi yang bekerja untuk hak-hak dari orang Palestina.
“Kami, yang bertanda tangan di bawah ini mengutuk penangkapan Odeh dan menyerukan agar dia segera dibebaskan,” petisi itu menambahkan.
Mereka menyerukan WHO untuk menengahi otoritas global dan nasional termasuk melalui kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia dan Sekretaris Jenderal PBB untuk menjamin pembebasan segera Shatha Odeh dan memastikan bahwa layanan yang diberikan oleh HWC dipulihkan. Mereka juga menyerukan agar serangan terhadap petugas kesehatan Palestina dan aktivis hak asasi manusia serta organisasi masyarakat sipil segera dihentikan.
Sumber-sumber Palestina mengatakan lebih dari 7.000 warga Palestina saat ini ditahan di penjara-penjara Israel, banyak diantaranya ditahan tanpa tuduhan.
Perlawanan Palestina telah memperingatkan bahwa mereka tidak akan tinggal diam dan akan meminta pertanggungjawaban Israel atas konsekuensi mengabaikan kondisi kesehatan para tahanan Palestina.
Dalam beberapa bulan terakhir selama pandemi virus corona, beberapa tahanan Palestina telah terinfeksi virus tersebut di pusat-pusat penahanan Israel, di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kelalaian medis oleh pihak berwenang.