Purna Warta – Hampir 200 organisasi hak asasi manusia telah meminta Israel bertanggung jawab penuh atas kehidupan dan keselamatan enam tahanan yang melarikan diri dengan membuat terowongan keluar dari pusat penahanan Israel awal bulan ini dan telah ditangkap kembali.
Sebanyak 199 organisasi, dalam pernyataan bersama yang dirilis pada Senin (20/9) menyerukan pembentukan komite investigasi internasional independen untuk mengamati kondisi penahanan mereka.
“Menurut kesaksian pengacara, pasukan pendudukan Israel menyerang mereka dengan kasar sejak saat penangkapan yang menyebabkan tubuh mereka banyak terluka. Penyerangan dan penyiksaan yang tidak dapat dibenarkan itu mengharuskan beberapa dari mereka dirawat di rumah sakit,” bunyi pernyataan itu.
“Menurut informasi yang tersedia mereka kurang tidur dan diinterogasi dalam keadaan kurang tidur. Para interogator telah membuat ancaman pembunuhan terhadap beberapa dari mereka. Kerabat mereka juga telah ditangkap secara sewenang-wenang untuk tujuan balas dendam.” Lanjutnya.
Organisasi-organisasi hak asasi manusia menekankan bahwa perlakuan buruk terhadap para tahanan merupakan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip internasional dan kemanusiaan.
Mereka mendesak pembentukan komite investigasi internasional yang independen, tidak memihak dan jujur untuk memeriksa keadaan seputar penangkapan enam pelarian penjara Palestina, dan untuk meminta pertanggungjawaban para pelaku pelanggaran.
Organisasi tersebut meminta negara-negara Arab dan ekspatriat untuk mengadvokasi tahanan Palestina di penjara-penjara Israel, dan untuk mengangkat perjuangan mereka melalui platform media sosial.
Organisasi hak asasi meminta Pengadilan Kriminal Internasional yang berbasis di Den Haag untuk menuntut pejabat penjara Israel yang bertanggung jawab atas penyiksaan terhadap tahanan Palestina.
Mereka mendesak Liga Arab dan badan-badannya untuk mendukung tahanan Palestina, dan untuk mengaktifkan mekanisme yang efektif di tingkat internasional.
Organisasi hak asasi menekankan bahwa pelapor khusus PBB, terutama Pelapor Khusus tentang situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki, Michael Lynk, harus secara aktif menjelaskan penyiksaan sistematis Israel terhadap tahanan Palestina, dan membawa masalah ini ke PBB.
Pada hari Minggu (19/9), pasukan Israel menangkap dua tahanan yang tersisa yang melarikan diri dari Penjara Gilboa lebih dari dua minggu lalu.
Seorang mantan komandan Brigade Martir al-Aqsa di Jenin dan lima anggota Jihad Islam telah membuat terowongan melalui sistem drainase sel mereka dan melarikan diri dari penjara pada 6 September.
Menurut media Israel empat dari anggota Jihad Islam menjalani hukuman seumur hidup, sementara satu diantaranya ditahan tanpa dakwaan selama dua tahun di bawah perintah penahanan administratif.
Otoritas penjara menahan narapidana Palestina di bawah kondisi menyedihkan dan tidak memiliki standar higienis yang layak. Para tahanan juga menjadi sasaran penyiksaan, pelecehan, dan penindasan yang sistematis.
Dilaporkan ada lebih dari 7.000 warga Palestina ditahan di penjara-penjara Israel. Ratusan narapidana telah dipenjara di bawah praktik penahanan administratif.