Al-Quds, Purna Warta – Sekitar 60 organisasi media dan hak asasi manusia telah mendesak Uni Eropa untuk menangguhkan perjanjian kerja sama dengan Israel dan menjatuhkan sanksi kepada rezim pendudukan Tel Aviv atas “pembantaian jurnalis” di Jalur Gaza yang terkepung.
Baca juga: Presiden Iran: Umat Muslim Harus Menekan Pendukung Israel Akhiri Genosida di Gaza
“Menanggapi jumlah jurnalis yang terbunuh dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya dan pelanggaran kebebasan pers berulang lainnya oleh otoritas Israel sejak dimulainya perang di Gaza, Reporters Without Borders (RSF) dan 59 organisasi lainnya menyerukan kepada Uni Eropa untuk menangguhkan Perjanjian Asosiasi dengan Israel dan untuk mengadopsi sanksi yang ditargetkan terhadap mereka yang bertanggung jawab”, kata kelompok tersebut dalam pernyataan bersama pada hari Senin (26/8).
Sejak 7 Oktober tahun lalu, serangan Israel yang menghancurkan di Jalur Gaza “telah menjadi yang paling mematikan bagi jurnalis dalam beberapa dekade”, pernyataan itu menambahkan.
“Lebih dari 130 jurnalis Palestina dan profesional media telah dibunuh oleh angkatan bersenjata Israel di Gaza sejak 7 Oktober. Setidaknya 30 dari mereka terbunuh dalam perjalanan kerja mereka, tiga jurnalis Lebanon dan seorang jurnalis Israel juga telah (terbunuh) selama periode yang sama”, tambahnya.
“Pembunuhan jurnalis yang disengaja atau tidak pandang bulu, baik yang dilakukan dengan sengaja maupun sembrono, merupakan kejahatan perang”, demikian pernyataan tersebut.
Di antara para penandatangan adalah Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) dan Human Rights Watch (HRW).
Seruan tersebut disampaikan menjelang pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels pada tanggal 29 Agustus.
Jurnalis yang bekerja di wilayah Palestina menghadapi bahaya yang semakin besar saat mereka meliput konflik di tengah serangan darat dan udara Israel, gangguan komunikasi, kekurangan pasokan, dan pemadaman listrik.
Israel melancarkan perang di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah kelompok perlawanan Palestina melakukan operasi balasan mendadak ke wilayah yang diduduki.
Baca juga: [FOTO] – Roket Hizbullah Buat Israel Utara Porak-poranda
Bersamaan dengan perang tersebut, rezim tersebut telah memberlakukan pengepungan hampir total di wilayah pesisir, yang telah mengurangi aliran bahan makanan, obat-obatan, listrik, dan air ke wilayah Palestina hingga hanya sedikit.
Selama serangan militer tersebut, rezim telah menewaskan sedikitnya 40.435 warga Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita, anak-anak, dan remaja. Sebanyak 93.534 warga Palestina lainnya juga mengalami luka-luka.