Yerusalem, Purna Warta – Sembilan tahanan Palestina melakukan mogok makan di penjara-penjara Israel untuk memprotes apa yang disebut kebijakan penahanan administratif oleh rezim Israel.
Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (18/7) mengatakan bahwa sembilan tahanan telah melakukan mogok makan selama lima hari berturut-turut sebagai bentuk protes atas pemenjaraan mereka yang tidak adil dan tidak dapat dijelaskan oleh Israel.
Komisi lebih lanjut meminta organisasi hak asasi manusia internasional serta lembaga kemanusiaan lokal untuk mengambil tindakan segera untuk mengakhiri penganiayaan Israel terhadap para tahanan yang mogok makan, termasuk isolasi tahanan.
Baca Juga : Jihad Islam: Israel Harus Bertanggung Jawab Atas Eskalasi Situasi Paska Kekerasan di Al-Aqsa
Ratusan tahanan Palestina ditahan di bawah penahanan administratif, di mana Israel menahan para tahanan tanpa tuduhan hingga enam bulan atau suatu periode yang dapat diperpanjang hingga beberapa kali. Wanita dan anak di bawah umur juga termasuk di antara para tahanan itu.
Tahanan Palestina terus-menerus melakukan mogok makan terbuka dalam upaya untuk mengekspresikan kemarahan mereka atas penahanan tersebut. Orang-orang Palestina menganggap otoritas Israel bertanggung jawab penuh atas memburuknya keadaan para tahanan di penjara.
Lebih dari 7.000 tahanan Palestina saat ini ditahan di sekitar 17 penjara Israel, dan puluhan di antaranya menjalani hukuman seumur hidup.
Lebih dari 350 tahanan termasuk wanita dan anak di bawah umur berada di bawah penahanan administratif Israel.
Baca Juga : Hampir 5.000 Orang Palestina Berada di Balik Jeruji Israel
Penahanan terjadi atas perintah dari seorang komandan militer dan atas dasar apa yang digambarkan oleh rezim Israel sebagai bukti rahasia. Beberapa tahanan telah ditahan dalam penahanan administratif hingga 11 tahun.
Parlemen Israel, Knesset, telah menyetujui undang-undang yang memberi jalan bagi petugas penjara Israel untuk memberi makan paksa mogok makan jika kondisi mereka telah mengancam jiwa.
Para kritikus mengatakan Israel menggunakan kebijakan penahanan administratif untuk membungkam suara rakyat Palestina tetapi tidak memiliki bukti nyata yang dapat diajukan di pengadilan militer terbuka. Orang-orang Palestina mengatakan penahanan administratif adalah tingkat ketidakadilan yang nyata.
Baca Juga : Pejabat PBB Tekan Israel Hentikan Pembongkaran Properti Palestina
Menurut angka oleh Defense for Children International, sekitar 700 anak-anak Palestina pada usia 12-17 juga ditangkap dan diadili di pengadilan militer Israel setiap tahunnya. Pasukan Israel telah menangkap lebih dari 17.000 anak di bawah umur sejak tahun 2000.