Pria Palestina Meninggal di Penjara Israel Paska Pemukulan

Abdo Youssef al-Khatib al-Tamimi, tahanan Palestina yang meninggal dalam penjara Israel

Yerusalem, Purna Warta – Seorang pria Palestina telah meninggal di penjara Israel beberapa hari setelah dia ditahan karena pelanggaran mengemudi. Keluarganya menuntut otopsi, mengatakan bahwa dia dipukuli secara brutal sesaat sebelum kematian .

Kantor pers Safa pada hari Kamis (22/7) melaporkan bahwa Abdo Youssef al-Khatib al-Tamimi, dari kamp Shu’fat di Tepi Barat telah ditangkap oleh pasukan Israel pada hari Minggu lalu karena pelanggaran lalu lintas dan kemudian dibawa ke penjara al-Maskobiya di al-Quds yang diduduki..

Keadaan seputar kematian Tamimi masih belum jelas

Polisi Israel mengklaim korban merupakan ayah empat anak telah menderita serangan jantung, tetapi keluarganya mengatakan bahwa Tamimi (43) telah dipukuli secara brutal beberapa saat sebelum kematiannya.

Haaretz melaporkan bahwa keluarga Tamimi telah menuntut otopsi di hadapan seorang dokter Palestina untuk menentukan penyebab kematian.

Juru bicara Komisi Urusan Tahanan Otoritas Palestina Hassan Abd Rabbo menganggap administrasi penjara rezim Israel bertanggung jawab atas kematian Tamimi.

Rezim Tel Aviv telah banyak dikritik karena penggunaan kekuatan mematikan secara ekstensif terhadap warga Palestina yang tidak menimbulkan ancaman langsung bagi pasukan pendudukan atau pemukim.

11 tahanan Palestina kelelahan karena mogok makan

Sementara itu, Abd Rabbo mengatakan pada hari Kamis bahwa para tahanan Palestina masih melanjutkan mogok makan mereka memprotes kebijakan penahanan administratif Israel, tanda-tanda kelelahan dan kelaparan mulai terlihat pada 11 narapidana setelah 7-10 hari mogok makan, berat badan mereka juga turun drastis.

Dia menambahkan bahwa protes ini bertujuan untuk menjelaskan kebijakan penahanan administratif yang dialami hampir 450 tahanan di penjara Israel.

Dalam sebuah laporan pada 18 Juli, Asosiasi Dukungan Tahanan dan Hak Asasi Manusia Addameer mengatakan bahwa pihak berwenang Israel menahan 4.850 warga Palestina di penjara-penjara rezim, termasuk 225 anak-anak dan 41 wanita.

“Angka itu juga termasuk 540 tahanan administratif,” kata laporan itu.

Penahanan administratif adalah semacam pemenjaraan tanpa pengadilan atau dakwaan yang memungkinkan Israel untuk memenjarakan warga Palestina hingga enam bulan, dan dapat diperpanjang dalam jumlah tak terbatas.

Beberapa tahanan Palestina telah ditahan dalam penahanan administratif hingga 11 tahun.

Narapidana Palestina secara teratur melakukan mogok makan sebagai protes atas kebijakan penahanan administratif dan kondisi yang keras di penjara-penjara Israel.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *