Polisi Prancis Tahan Akademisi Perempuan Iran untuk Membungkam Suara Anti-Genosida Israel

Gaza 2

Paris, Purna Warta – Seorang akademisi perempuan asal Iran yang mengutuk kampanye genosida Israel di Jalur Gaza yang terkepung dan menyatakan solidaritasnya dengan rakyat Palestina telah ditangkap oleh polisi di Prancis.

Warga negara Iran tersebut dilaporkan ditahan setelah memublikasikan pesan-pesan di saluran Telegram yang mengecam genosida yang sedang berlangsung di wilayah Palestina yang diblokade itu.

Majalah mingguan Prancis Le Point mengidentifikasi perempuan tersebut sebagai Mahdieh Esfandiari, lulusan jurusan bahasa Prancis berusia 35 tahun, yang telah tinggal di Lyon selama delapan tahun.

Keluarganya, yang khawatir setelah kehilangan kontak dengannya, melaporkan kejadian itu bulan lalu kepada pihak berwenang Iran, yang kemudian menghubungi pihak berwenang Prancis, menurut Le Point. Namun hingga kini mereka belum menerima balasan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, pada hari Senin mengatakan bahwa pihak Prancis tidak bersedia memberikan penjelasan mengenai situasinya.

“Kami berharap pemerintah Prancis memberikan akses terhadap kasus ini secepat mungkin dan menjelaskan alasan penangkapan warga negara Iran ini,” kata Baghaei sebagaimana dikutip.

“Akses konsuler belum diizinkan,” ujarnya dalam konferensi pers, seraya menambahkan bahwa Iran memantau kasus ini dengan serius.

Penangkapannya terjadi di tengah gelombang represi di AS dan negara-negara Barat lainnya terhadap akademisi, mahasiswa, dan aktivis yang menentang genosida dan menyerukan perdamaian, baik di kampus maupun di ruang publik.

Identitas Iran yang disandangnya makin memperparah represi yang dialaminya, seiring negara-negara Barat meningkatkan kebijakan perang dan sanksi ekonomi terhadap Iran, sambil membungkam suara-suara perlawanan.

Para pengamat menyatakan bahwa serangan-serangan semacam ini bertujuan untuk meneror dan membungkam para pembela hak-hak Palestina yang dengan berani menyuarakan perlawanan dan seruan kebebasan Palestina.

Mereka juga menegaskan bahwa penindasan terhadap kebebasan berbicara akan memberikan legitimasi kepada kekuatan Zionis yang membantai anak-anak, dan merusak prinsip-prinsip hukum yang adil dan transparan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *