Tel Aviv, Purna Warta – Polisi Israel bentrok dengan pengunjuk rasa setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menunjuk kepala baru badan mata-mata Shin Bet yang bertentangan dengan instruksi jaksa agung untuk membekukan proses tersebut.
Ratusan orang berdemonstrasi di pusat kota Tel Aviv pada hari Kamis, setelah Netanyahu mengumumkan Mayor Jenderal David Zini sebagai pilihannya untuk jabatan tersebut meskipun ada putusan dari pengadilan tinggi bahwa keputusan untuk memecat kepala Shin Bet yang akan lengser, Ronen Bar, dibuat “secara tidak pantas” dan “melanggar hukum”.
Selama bentrokan tersebut, polisi Israel menangkap empat pengunjuk rasa, yang mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Netanyahu bertindak seperti “diktator” dengan bersikeras “membawa kita ke krisis konstitusional.”
Mereka juga menyerukan kepada rakyat untuk “menyerang dan menghentikan” rezim tersebut hingga “mengembalikan mandat kepada rakyat setelah berbagai kegagalannya.”
Pada tanggal 21 Maret, Bar diberhentikan melalui pemungutan suara kabinet Israel berdasarkan pernyataan Netanyahu bahwa ia telah kehilangan kepercayaan pada kemampuan Bar untuk melakukan tugasnya setelah operasi perlawanan bersejarah pada tanggal 7 Oktober 2023.
Pengadilan memutuskan pada hari Rabu bahwa Netanyahu memiliki konflik kepentingan ketika ia memecat Bar, karena penyelidikan terhadap penasihatnya dalam skandal Qatargate, di mana seorang perwakilan Qatar diduga membayar para pembantu perdana menteri untuk mempromosikan kepentingan negara di media rezim tersebut.
Hal ini mendorong jaksa agung Israel Gali Baharav-Miara untuk memberi tahu Netanyahu bahwa ia dilarang menunjuk kepala Shin Bet baru sementara ia menyelesaikan implikasi dari keputusan tersebut.
Pemimpin oposisi Yair Lapid mendesak Zini untuk menolak pengangkatannya. Pemimpin partai oposisi, Benny Gantz, mengatakan Netanyahu telah “melewati batas merah lainnya… dengan mengabaikan instruksi jaksa agung tentang penunjukan kepala Shin Bet.”