Al-Quds, Purna Warta – Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh telah meminta badan hukum dan organisasi internasional untuk campur tangan dan meningkatkan tekanan pada rezim Israel atas kejahatan dan kebrutalan di tanah yang diduduki.
Media Palestina melaporkan Shtayyeh mengatakan pada Sabtu malam (6/5) bahwa semua kekejaman yang dilakukan Israel terhadap bangsa Palestina akan ditambahkan pada kasus yang diajukan ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang berbasis di Den Haag terhadap entitas perampasan.
Baca Juga : “Bibi Not My King”, Demo Israel Masuki Pekan ke-18
Pernyataan itu muncul beberapa jam setelah seorang pemukim bersenjata Israel membunuh dengan darah dingin seorang pria Palestina berusia 20 tahun di dekat desa Sandala, selatan kota Nazareth.
Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan pemukim tersebut terlibat perkelahian dengan Dayar Omari di sebuah jalan. Ketika pemuda Palestina itu kembali ke mobilnya, pemukim itu mengeluarkan pistolnya dan melepaskan tembakan langsung ke arah pemuda itu saat dia berada di dalam mobilnya sendiri, dan membunuhnya di tempat.
Polisi yang dikirim ke tempat kejadian menahan pemukim Israel, penduduk Gan Ner.
Setelah pembunuhan itu, bentrokan meletus antara warga Yahudi dan Arab di daerah tersebut.
Baca Juga : Kelompok Perlawanan Irak: 5.000 Operasi Dilakukan Melawan Pendudukan Pasukan AS
Sementara itu, gerakan perlawanan Hamas Palestina mengecam pembunuhan Omari.
“Orang-orang heroik kami tidak akan membiarkan kejahatan pendudukan dan pemukimnya berlalu tanpa tanggapan,” kata kelompok yang berbasis di Gaza itu dalam sebuah pernyataan.
Kepala Daftar Arab Bersatu, sebuah partai politik Israel, mengutuk pembunuhan itu dan meminta polisi untuk menyelidiki dan membawa pelakunya ke pengadilan.
Mansour Abbas lebih lanjut menganggap kabinet sayap kanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu “bertanggung jawab atas pecahnya kejahatan dan mudahnya orang tak berdosa yang tidak berdaya ditembak.”
Baca Juga : Iran Uji Coba Roket yang Dilengkapi Kepala Termobarik
Kematian baru telah meningkatkan jumlah warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan dan pemukim Israel sejak awal tahun ini menjadi lebih dari 110 orang.
Hamas menyesalkan pelanggaran Israel di al-Quds
Dalam perkembangan terpisah pada hari Sabtu, juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri meminta kelompok hak dan hukum internasional untuk mengutuk dan mengungkap kejahatan Israel terhadap warga Palestina di kota al-Quds yang diduduki.
Rezim Tel Aviv mencoba untuk memaksa warga Palestina keluar dari kota suci dengan menargetkan dan menahan mereka, serta mencegah akses mereka ke Masjid al-Aqsa dan mengenakan denda yang besar kepada mereka, tambahnya dalam siaran pers.
Abu Zuhri juga menyerukan kepada semua orang Palestina dan dunia Arab dan Muslim untuk memberikan semua bentuk dukungan kepada penduduk Palestina di al-Quds untuk menghadapi pendudukan Israel.
Baca Juga : Rusia: AS dan Ukraina Tertuduh atas Serangan Teror Terhadap Prilepin
Hamas mengatakan ‘tangan berada di pelatuk’
Selain itu, wakil kepala biro politik Hamas di Jalur Gaza, mengatakan bangsa Palestina bersatu di medan perang dengan musuh Zionis.
“Tangan kami berada di pelatuk dan senjata kami diarahkan ke musuh… Kami yakin bahwa kami akan membebaskan tanah kami dan Masjid al-Aqsa,” kata Khalil al-Hayya dalam sebuah pertemuan di Aljazair.