Gaza, Purna Warta – Tentara rezim Israel telah secara dramatis meningkatkan operasi militernya di Gaza, melancarkan rentetan serangan udara dan serangan darat tanpa henti di Rafah dan Jabalia.
Perang Israel telah menimbulkan banyak korban jiwa dan kehancuran yang signifikan, sehingga memicu kekhawatiran akan memburuknya situasi kemanusiaan di Jalur Gaza.
Baca Juga : Pelapor Angkatan Darat Dipenjara karena Mengungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan
Jet tempur Israel terus melakukan serangan udara di Jabalia dan distrik Rafah, sementara pertempuran darat terus terjadi di jalan-jalan kamp pengungsi Jabalia dan sisi timur Rafah, termasuk lingkungan Jnaina dan Salam. Kekerasan Israel telah mengakibatkan meningkatnya jumlah korban jiwa, dengan sepuluh warga Palestina tewas di lingkungan Sabra Kota Gaza, dan lima lainnya di kamp pengungsi Bureij.
Di tengah serangan gencar tersebut, infrastruktur penting, seperti generator listrik di Rumah Sakit Eropa dekat Rafah, telah berhenti beroperasi karena kekurangan bahan bakar, sehingga memperburuk krisis medis. Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina telah memperingatkan memburuknya kondisi kemanusiaan di Gaza, menghubungkan situasi tersebut dengan penutupan penyeberangan perbatasan yang dilakukan Israel, sehingga menghambat masuknya bantuan dan bahan bakar.
Ketika konflik semakin intensif, militer Israel telah memerintahkan evakuasi lebih lanjut di Gaza utara, sehingga memperburuk krisis pengungsian. Penduduk Palestina di Rafah melaporkan menyaksikan serangan udara dan ledakan, ketika tank dan pasukan Israel maju lebih jauh ke wilayah tersebut.
Laporan mengenai korban sipil terus bermunculan, termasuk empat orang tewas dan sembilan luka-luka dalam serangan terhadap sebuah apartemen di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza. Selain itu, seorang ibu dan anaknya kehilangan nyawa dalam serangan terpisah di daerah Yarmourk. Kekerasan telah meluas ke Jalan Old Gaza di Jabalia, di mana serangan pesawat tak berawak Israel menewaskan satu warga Palestina dan melukai dua lainnya.
Serangan udara Israel menargetkan berbagai lokasi dalam semalam, termasuk lingkungan Remal dan Zeitoun di Kota Gaza, serta kamp pengungsi Nuseirat dan Yaban.
Baca Juga : ICJ Akan Gelar Dengar Pendapat tentang Banding atas Serangan Rafah Israel
Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS terus memberikan paket bantuan senjata yang signifikan kepada Israel, senilai lebih dari $1 miliar. Paket yang diusulkan mencakup amunisi tank, kendaraan taktis, dan mortir. Perkembangan ini mengikuti keputusan Presiden AS Joe Biden baru-baru ini untuk menunda pengiriman bom di tengah kekhawatiran akan jatuhnya korban sipil.
Meningkatnya kekerasan telah mengakibatkan angka kematian tertinggi dalam beberapa minggu, dengan sedikitnya 82 warga Palestina tewas dalam 24 jam terakhir. Eksodus massal dari Rafah, dengan lebih dari 450.000 warga Palestina meninggalkan kota tersebut dan 100.000 lainnya mengungsi ke utara, menggarisbawahi betapa parahnya krisis ini.
Sejak 7 Oktober, serangan Israel di Gaza telah memakan korban jiwa sedikitnya 35.173 orang, dan 79.061 lainnya luka-luka.