Gaza, Purna Warta – Amerika Serikat melancarkan serangan udara yang menargetkan ibu kota Yaman, Sana’a, pada hari Minggu, menewaskan sedikitnya delapan orang, termasuk perempuan dan anak-anak.
Serangan udara tersebut menghantam tiga rumah di distrik Bani Al-Harith, sebelah utara Sana’a. Daerah lain di Sana’a, termasuk distrik Safyan, juga menjadi sasaran serangan terbaru tersebut. Pesawat tempur AS juga menyerang daerah-daerah di provinsi Sa’ada, termasuk distrik Kataf. Tidak ada laporan langsung mengenai jumlah korban.
Enam serangan udara tambahan menargetkan provinsi Amran, sebelah utara Sana’a. Militer AS telah melakukan serangan hampir setiap hari di Yaman selama bulan lalu, dengan mengklaim bahwa serangan tersebut ditujukan untuk menghentikan gerakan Ansarullah menyerang kapal-kapal yang menuju Israel.
Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan pada hari Minggu bahwa serangan AS telah menewaskan ratusan orang di Yaman sejak 15 Maret.
CENTCOM juga mengklaim bahwa serangan AS telah menguras kemampuan serangan Houthi, dengan mengatakan bahwa peluncuran rudal balistik telah turun hingga 69 persen, sementara serangan dari pesawat tak berawak telah menurun hingga 55 persen.
Lebih dari 200 orang telah tewas dalam agresi AS terhadap Yaman sejak Maret.
Namun, tentara Yaman mengatakan tidak akan menghentikan serangannya terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel sampai rezim tersebut menghentikan agresinya di Gaza.
Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara militer Yaman, mengatakan pada hari Minggu bahwa pasukan Yaman akan terus mengembangkan kemampuan militer mereka dalam menghadapi perkembangan yang sedang berlangsung dan tindakan agresi AS.
Orang-orang Yaman telah menyerang sasaran-sasaran Israel dan Amerika untuk mendukung warga Palestina di Gaza sejak rezim tersebut melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza pada 7 Oktober 2023, dan sebagai tanggapan atas agresi Amerika-Inggris di tanah air mereka.
Operasi tersebut secara efektif telah menutup pelabuhan Eilat di selatan wilayah pendudukan, yang menyebabkan kemunduran ekonomi yang signifikan bagi Israel.
Angkatan Bersenjata Yaman mengatakan tidak akan menghentikan serangan sampai serangan berdarah Israel terhadap Gaza berakhir.