Perbaiki Hubungan, AS Akan Membuka Konsulat untuk Palestina di Yerusalem

Perbaiki Hubungan, AS Akan Membuka Konsulat untuk Palestina di Yerusalem

Washington, Purna Warta Amerika Serikat sedang berupaya memperbaiki hubungan dengan Palestina dengan membuka konsulat di Yerusalem.

Pemerintah AS sedang menyusun rencana untuk meningkatkan jangkauan diplomatiknya ke Palestina dan akan segera menunjuk seorang perwakilan khusus di Departemen Luar Negeri AS, menurut Times of Israel.

Baca Juga : Para Pemukim Zionis Mulai Proyek Baru Pembangunan Pemukiman Ilegal di Tepi Barat

Gedung Putih akan mempromosikan Wakil Asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan Israel dan Palestina Hady Amr menjadi utusan khusus untuk mempelopori upaya tersebut, Times melaporkan pada hari Minggu, mengutip beberapa pejabat AS dan Palestina yang tidak disebutkan namanya Sebagai utusan, pejabat tersebut akan bekerja bersama Unit Urusan Palestina yang saat ini berada di bawah Kedutaan Besar AS di Israel.

Meskipun Departemen Luar Negeri sebelumnya mengisyaratkan bahwa mereka akan membuka kembali Konsulat AS di Yerusalem setelah mantan Presiden Donald Trump menutup fasilitas tersebut – kantor diplomatik de facto untuk hubungan AS-Palestina – rencana itu telah “secara efektif ditangguhkan” sejak akhir tahun lalu. Para diplomat mengatakan kepada Times pada bulan Desember bahwa keputusan akhir belum dibuat mengenai masalah ini, tetapi tampaknya sedikit kemajuan telah dibuat sejak itu.

Laporan hari Minggu bukanlah tanda pertama kalau tim Biden sedang memperbaiki hubungan denga otoritas Palestina menyusul pemerintahan Trump yang terang-terangan bermusuhan. Menteri Luar Negeri Antony Blinken baru-baru ini mengusulkan cara untuk membawa Ramallah ke dalam kesepakatan normalisasi di masa depan dengan Tel Aviv di bawah lingkup Kesepakatan Abraham – serangkaian kesepakatan yang dicapai antara Israel dan sejumlah saingan regional mulai tahun 2020.

Baca Juga : Turki: Kami Tak Akan Ikut-ikutan Sanksi Rusia

Blinken mengisyaratkan tujuan itu selama pertemuan puncak di Israel antara Washington dan penandatangan Kesepakatan Abraham bulan lalu. Ia menyarankan negara-negara tersebut harus “mendukung Otoritas Palestina dan rakyat Palestina dengan cara yang konkret dan memiliki dampak positif pada kehidupan sehari-hari warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza.”

Terlepas dari rencana yang dilaporkan untuk meningkatkan keterlibatan diplomatik, para pejabat Palestina telah menyuarakan peningkatan pesimisme terhadap pemerintahan Biden, dan beberapa mencatat bahwa perang yang sedang berlangsung di Ukraina adalah prioritas yang lebih besar bagi Washington.

“Kami masih menunggu pemenuhan janji pemerintahan ini kepada kami. Dan sekarang, terutama dengan krisis antara Ukraina dan Rusia, [AS] tidak akan memajukan langkah nyata apa pun,” kata pejabat senior Organisasi Pembebasan Palestina Ahmad Majdalani kepada Times. Ia menambahkan “Mereka lebih memilih untuk fokus pada apa yang disebut perdamaian regional dan normalisasi daripada perdamaian Israel-Palestina.”

Baca Juga : UEA dan Israel Sepakati Kerjasama Perdagangan Bebas

Biden dijadwalkan mengunjungi Israel dan Tepi Barat yang diduduki bulan depan. Itu adalah perjalanan pertamanya ke sana sebagai presiden. Ia dijadwalkan akan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Kunjungan itu diumumkan di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut, dan kematian reporter Palestina-Amerika Shireen Abu Akleh baru-baru ini saat meliput serangan di Tepi Barat.

Source: RT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *