Tell Aviv, Purna Warta – Pengadilan militer Israel telah menjatuhkan hukuman enam bulan penjara dan denda 13.000 shekel ($3.300) kepada jurnalis Palestina Rasha Herzallah, karena rezim tersebut terus melakukan serangan kejam terhadap kebebasan pers, termasuk menargetkan profesional media, di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki.
Herzallah, 39 tahun, bekerja untuk Kantor Berita dan Informasi Palestina (WAFA) pada saat penangkapannya Juni lalu, ketika ia dipanggil untuk diinterogasi di pusat penahanan Israel di kota Huwwara, sebelah selatan Nablus.
Ia kemudian ditempatkan di bawah penahanan administratif, tanpa dakwaan atau pengadilan.
Penahanannya diperpanjang lima kali sebelum dakwaan “hasutan di media sosial” diajukan ke pengadilan di pangkalan militer Israel Salem dekat Jenin. Ia diperkirakan akan dibebaskan dari penjara pada tanggal 1 Desember.
Herzallah adalah salah satu dari 94 jurnalis Palestina yang ditahan oleh pasukan Israel sejak dimulainya perang genosida rezim tersebut di Gaza pada awal Oktober tahun lalu.
Di antara mereka yang ditahan terdapat tiga jurnalis perempuan lainnya, yang diidentifikasi sebagai Rola Hassanin, Bushra al-Tawil, dan Amal Shuja’iyah, seorang mahasiswa jurnalisme dari Universitas Birzeit.
Pada hari Sabtu, serangan pesawat nirawak Israel menewaskan wartawan Palestina Mohammed Saleh al-Sharif di kamp pengungsi Jabalia di ujung utara Jalur Gaza.
Kantor berita WAFA, mengutip sumber-sumber lokal, melaporkan bahwa Sharif baru-baru ini terpaksa mengungsi dari rumahnya di lingkungan Tal al-Zaatar di Jabalia timur karena pemboman Israel yang terus berlanjut, dan mencari perlindungan dengan seorang kerabat di Beit Lahia.
Beberapa hari kemudian, wartawan Palestina dan sepupunya kembali ke rumah mereka untuk menilai kerusakan, tetapi saat mereka mendekat, sebuah pesawat nirawak Israel menargetkan mereka.
Sepupunya tewas seketika, sementara Sharif terluka, berdarah selama lebih dari dua jam sebelum akhirnya meninggal dunia.
Jurnalis yang bekerja di Gaza menghadapi bahaya yang semakin besar saat mereka meliput konflik di tengah serangan darat dan udara Israel, gangguan komunikasi, kekurangan pasokan, dan pemadaman listrik.
Israel melancarkan perang di wilayah pesisir tersebut pada 7 Oktober tahun lalu, setelah kelompok perlawanan Palestina melakukan operasi balasan mendadak ke wilayah yang diduduki.
Sejauh ini, Israel telah menewaskan sedikitnya 43.922 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita, anak-anak, dan remaja, serta melukai 103.898 lainnya.