Ramallah, Purna Warta – Pengacara seorang narapidana tahanan Palestina yang melakukan mogok makan mengatakan bahwa kliennya, Hisham Abu Hawwash tidak bisa bergerak lagi. Tahanan itu memulai mogok makan hampir 130 hari sebagai protes atas pemenjaraannya yang tidak terbatas, tidak adil dan tidak dapat dijelaskan oleh Israel.
kantor berita resmi Palestina Wafa melaporkan bahwa Jawad Boulus, pengacara Abu Hawwash pada hari Kamis mengatakan bahwa kliennya yang telah melakukan mogok makan selama 129 hari terakhir, telah kehilangan kemampuannya untuk bergerak, dan menderita kesulitan berbicara.
Baca Juga : Protes Penganiayaan Israel, Tahanan Perempuan Palestina Ikut Lakukan Mogok Makan
Dia memperingatkan bahwa meskipun Abu Hawwash dalam kondisi kritis dan sangat membutuhkan tindak lanjut medis dan rawat inap, Layanan Penjara Israel (IPS) telah menahannya di penjara dan menolak memindahkannya ke rumah sakit untuk perawatan yang semestinya.
“Meskipun kondisi kesehatan Abu Hawwash kritis, IPS masih menolak untuk memindahkannya ke rumah sakit sipil, dan tampaknya bertujuan untuk memaksakan hal tersebut sebagai kenyataan yang harus diterima para peserta mogok makan,” kata Boulus dalam sebuah pernyataan yang dibagikan oleh Perkumpulan Tahanan Palestina (PPS).
“Permintaan untuk memindahkan Abu Hawwash ke rumah sakit membutuhkan upaya tambahan. IPS biasa memindahkan tahanan mogok makan ke rumah sakit sipil setelah beberapa waktu mogok makan, tetapi hari ini dengan sengaja menahan mereka di penjara,” Tambah pengacara itu.
Boulus juga mencatat bahwa pemindahan tahanan mogok makan ke rumah sakit sipil telah menjadi syarat bagi pengadilan untuk menangguhkan penahanan administratif, yang merupakan semacam penjara tanpa pengadilan atau dakwaan.
Baca Juga : 3 Warga Sipil Tewas dan 7 Terluka dalam Serangan Udara Koalisi Saudi
Awal bulan ini, Otoritas Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan mengatakan bahwa Abu Hawwash berada dalam kondisi yang tragis. Kelompok hak asasi mengatakan bahwa tahanan berusia 40 tahun itu menderita kelemahan pada tulang dan otot, penurunan berat badan yang tajam, dan rasa sakit yang tajam di sekujur tubuhnya.
“Dia juga menjadi tidak dapat bergerak atau berbicara, tetapi pengadilan Israel terus menolak permohonan pembebasannya,” tambahnya.
Keluarga Abu Hawwash telah memperingatkan bahwa dia dapat meninggal setiap saat sebagai akibat dari mogok makan yang berkepanjangan, dan menyerukan tindakan segera untuk menyelamatkan hidupnya sebelum terlambat.
Abu Hawwash adalah salah satu dari empat tahanan yang melakukan mogok makan berkepanjangan terhadap tindakan penahanan administratif. Tahanan lainnya adalah Kayed Fasfous, Ayyad al-Harimi, dan Lo’ai al-Ashqar.
Baca Juga : Serangan Udara AS adalah Senjata Pembunuh Massal
Tahanan Palestina terus-menerus melakukan mogok makan terbuka dalam upaya untuk mengekspresikan kemarahan mereka atas penahanan mereka.
Lebih dari 7.000 warga Palestina dilaporkan ditahan di penjara-penjara Israel. Ratusan dari mereka telah dipenjara di bawah penahanan administratif. Beberapa tahanan telah ditahan dalam penahanan administratif hingga 11 tahun.