Al-Quds, Purna Warta – Penentangan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu semakin meningkat di tengah perang yang sedang berlangsung di wilayah kantong Palestina di Jalur Gaza, karena banyak yang bersikeras bahwa ia tidak lagi layak untuk menjabat.
Baca Juga : Iran Kecam Diamnya Barat atas Pembantaian Anak oleh Israel
Ribuan orang berkumpul di Tel Aviv pada hari Minggu (22/10) untuk memprotes kebijakan rezim tersebut dan menyerukan Netanyahu untuk mengundurkan diri.
Di antara para pengunjuk rasa adalah teman dan keluarga tawanan yang diambil oleh gerakan perlawanan Palestina Hamas dalam serangan ke wilayah pendudukan pada tanggal 7 Oktober yang menyebabkan sekitar 1.400 orang tewas.
Tokoh senior rezim juga meminta Netanyahu untuk meninggalkan jabatannya sekarang atau setelah perang di Gaza.
Ehud Barak, mantan perdana menteri, mengatakan pada hari Minggu bahwa serangan Hamas terhadap pemukim Israel dan pasukan militer adalah pukulan paling mematikan yang dialami rezim tersebut dalam 75 tahun sejarahnya.
Baca Juga : Hizbullah Target Situs-Situs Israel dengan Peluru Kendali
“Saya tidak percaya masyarakat mempercayai Netanyahu untuk memimpin ketika dia berada di bawah beban peristiwa dahsyat yang baru saja terjadi di bawah masa jabatannya,” kata Barak dalam wawancara dengan surat kabar Guardian yang berbasis di London edisi akhir pekan.
Tokoh lain dari rezim Israel, termasuk mantan kepala staf Letjen Dan Halutz dan mantan pejabat intelijen Avi Melamed, mengatakan sudah waktunya bagi Netanyahu untuk mengundurkan diri setelah menjabat selama lebih dari 16 tahun.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan di wilayah pendudukan awal bulan ini menunjukkan 56% warga Israel menginginkan Netanyahu mengundurkan diri.
Israel memulai kampanye brutal serangan udara dan penembakan di wilayah Jalur Gaza, sebidang tanah kecil di Mediterania tempat Hamas bermarkas, tepat setelah Operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober dimulai.
Baca Juga : Iran Kirim Bantuan Kemanusiaan Keempat ke Afghanistan yang Dilanda gempa
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sejauh ini lebih dari 4.700 warga Palestina telah terbunuh dan hampir 16.000 orang terluka. Kampanye ini telah menyebabkan lebih dari satu juta orang kehilangan tempat tinggal.