Gaza, Purna Warta – Ketua gerakan perlawanan Palestina di Politbiro Hamas telah mengeluarkan peringatan keras mengenai kelanjutan kekejaman rezim Israel terhadap Jalur Gaza, yang disebutnya dapat mekicu perang regional.
Baca Juga : Di Inggris, Mengibarkan Bendera Palestina adalah Pelanggaran Pidana
Ismail Haniyeh menyampaikan pernyataan tersebut dalam pidatonya di televisi pada hari Kamis (20/10), hari ke-12 perang habis-habisan Israel melawan wilayah pesisir yang sejauh ini telah merenggut sedikitnya 3.859 nyawa.
“Kelanjutan kekejaman musuh terhadap rakyat Gaza akan mengacaukan semua kondisi di Palestina dan wilayah tersebut,” katanya.
“Apa yang terjadi di Gaza akan mengarah pada perang regional, yang tidak dapat dikendalikan oleh musuh dan pendukungnya,” tambah Haniyeh.
Menyikapi besarnya agresi Israel – yang menyebabkan musuh Zionis meratakan seluruh distrik dan mengerahkan amunisi fosfor putih yang dilarang di Gaza – Haniyeh mengatakan kejahatan tersebut “sekali lagi membuktikan sifat Nazi” dari rezim pendudukan.
Petinggi Hamas ini dengan merujuk pada pembantaian yang dilakukan rezim sebelumnya terhadap sedikitnya 12 orang dalam serangan terhadap kamp pengungsi Palestina di kota Tulkarem di bagian utara Tepi Barat yang diduduki, berkata, “Tujuan dari agresi rezim ini adalah untuk mencabut penduduk Gaza dan Tepi Barat, dan memukimkan kembali mereka di Mesir dan Yordania.”
Baca Juga : Demonstrasi Besar-besaran Warga Maroko Mendukung Gaza
“Bangsa Palestina,” tambahnya, “berkomitmen terhadap tanahnya dan tidak akan pernah menerima pemukiman kembali atau tanah air alternatif.”
Haniyeh menyampaikan terima kasih kepada negara-negara Muslim dan Arab, khususnya Mesir, atas penolakan mereka terhadap skema pemukiman kembali.
Dia menggambarkan satu-satunya cara penyelesaian situasi saat ini adalah penghentian pendudukan Israel, dengan mengatakan, “Kami mengumumkan kepada semua orang bahwa kekejaman ini harus dikutuk, dan para pembunuh serta penjahat harus diadili dan dihukum di pengadilan internasional.”
Merujuk pada perjalanan para pejabat Amerika dan Eropa baru-baru ini ke wilayah-wilayah pendudukan, Haniyeh mengatakan kunjungan tersebut bertujuan untuk memperkuat “tentara Zionis pengecut dan masyarakat Israel yang hancur” setelah Operasi Badai al-Aqsa.
Baca Juga : 30 Tewas dalam Serangan Israel di Kamp Pengungsi Al-Nuseirat
Perang Israel terjadi setelah Hamas dan gerakan perlawanan Jihad Islam yang berbasis di Gaza melancarkan operasi melawan rezim tersebut sebagai tanggapan atas kampanye agresi, pelanggaran, dan pertumpahan darah terhadap warga Palestina. Operasi tersebut menewaskan sekitar 1.200 orang dan mengakibatkan sedikitnya 200 orang lainnya ditawan.