Tepi Barat, Purna Warta – Pembunuhan seorang demonstran Turki-Amerika berusia 26 tahun oleh pasukan Israel di Tepi Barat telah memicu kembali seruan bagi Amerika Serikat untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas kematian warga negaranya.
Penembakan fatal terhadap Aysenur Ezgi Eygi, seorang demonstran Turki-Amerika berusia 26 tahun, di Tepi Barat yang diduduki telah memicu seruan baru bagi AS untuk menuntut pertanggungjawaban dari angkatan bersenjata Israel.
Baca juga: PBB Peringatkan Meningkatnya Korban di Gaza oleh Serangan Udara Israel
Eygi, yang memiliki kewarganegaraan ganda AS dan Turki, sedang memprotes pemukiman ilegal Israel di Gunung Sbeih di Beita, selatan Nablus, ketika dia ditembak di kepala oleh seorang tentara Israel, menurut para saksi.
Dia kemudian meninggal karena luka-lukanya di Rumah Sakit Rafidia di Nablus.
Anggota Kongres Palestina-Amerika Rashida Tlaib merupakan salah satu pejabat AS pertama yang menanggapi, mendesak Menteri Luar Negeri Antony Blinken untuk campur tangan.
Dalam jumpa pers, Blinken menyampaikan belasungkawa dan berjanji bahwa pemerintah AS akan mengumpulkan fakta dan bertindak sesuai dengan itu.
Namun, para pendukung berpendapat bahwa keadilan bagi warga negara Amerika yang dibunuh oleh pasukan Israel masih sulit diraih.
Contohnya termasuk kematian warga negara AS Tawfiq Ajaq, Shireen Abu Akleh, dan Omar Assad dalam beberapa tahun terakhir, yang tidak banyak dimintai pertanggungjawaban.
Contoh lain terjadi lebih dari satu dekade lalu. Pada tahun 2010, remaja Furkan Dogan, warga negara AS dan Turki lainnya, tewas ketika pasukan komando Israel menaiki kapal yang mencoba mengirimkan bantuan ke Gaza.
Dan pada tahun 2003, seorang tentara Israel yang mengendarai buldoser menabrak warga Washington Rachel Corrie hingga tewas saat ia memprotes penghancuran rumah-rumah warga Palestina.
Pemerintahan Biden mengatakan sedang mencari informasi dari Israel tentang kematian Eygi, sementara militer Israel telah menyatakan sedang menyelidiki insiden tersebut.
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) telah meminta AS untuk mengambil langkah konkret menuju akuntabilitas, karena para kritikus menunjuk pada standar ganda dalam cara AS menangani kasus-kasus seperti itu.
Israel adalah salah satu sekutu terdekat AS di Timur Tengah, dan para kritikus khawatir hal itu telah menyebabkan keengganan untuk mengejar keadilan dalam kasus-kasus di mana tentaranya tampaknya bersalah.
Baca juga: Unjuk Rasa Rakyat Yaman Dukung Gaza di Pekan ke 48
Washington memberikan bantuan militer sebesar $3,8 miliar kepada penjajah Israel setiap tahun. Jumlah itu telah meningkat sejak perang Israel di Gaza meletus pada bulan Oktober, dengan pemerintahan Biden menjanjikan senjata dan dukungan tambahan.
Gedung Putih mengatakan bahwa mereka “sangat terganggu” oleh kematian seorang wanita Amerika yang ditembak di kepala oleh pasukan Israel selama protes terhadap permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki. Gedung Putih juga meminta Israel untuk menyelidiki pembunuhannya, yang telah menyebabkan reaksi keras di seluruh komunitas internasional.