Gaza, Purna Warta – Puluhan warga Palestina tewas atau terluka ketika serangan udara Israel menargetkan bangunan perumahan bertingkat di kota Beit Lahiya di bagian utara Jalur Gaza yang dilanda perang, kata sumber medis.
Belum ada angka pasti berapa banyak orang yang tewas karena jumlah paramedis yang mampu mencapai lokasi serangan tidak mencukupi.
Darurat Sipil Palestina mengatakan sekitar 70 orang tinggal di properti tersebut.
Tentara Israel mengirim tank ke Beit Lahiya dan kota-kota terdekat Beit Hanoun dan Jabalia bulan lalu dalam apa yang dikatakannya sebagai serangan untuk melawan anggota kelompok perlawanan Hamas yang melancarkan serangan balasan dan mencegah mereka berkumpul kembali.
Kota-kota tersebut telah dikepung selama lebih dari 40 hari, tanpa makanan, air, obat-obatan, atau bantuan, dan terus-menerus dibombardir, ditembaki, serta drone dan quadcopter Israel.
Video menunjukkan dampak pemboman Israel di Beit Lahiya, Gaza utara di mana puluhan warga Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan tewas dan beberapa lainnya terluka.
Di tempat lain di bagian tengah Gaza, terjadi ledakan di kamp pengungsi Nuseirat dan al-Bureij.
Petugas medis mengatakan ada 17 warga Palestina yang terbunuh di kamar mayat Rumah Sakit al-Aqsa, dan mereka sedang menunggu peti mati untuk menguburkan mereka. Hal ini terjadi ketika ada kekurangan peti mati di Jalur Gaza.
Pasukan Israel juga menargetkan sebuah rumah di Nuseirat, yang menewaskan sedikitnya enam warga Palestina. Terdapat empat wanita dan seorang anak di antara korban jiwa.
Menurut tim pertahanan sipil, masih ada anggota keluarga yang sama yang terjebak di bawah reruntuhan.
Pasukan Israel juga mengebom rumah lain di Bureij, yang menewaskan sedikitnya 10 warga Palestina. Ada lebih banyak anggota keluarga yang terjebak di bawah reruntuhan, kata penduduk setempat seperti dikutip oleh media.
Secara terpisah, pemboman Israel menewaskan lima warga Palestina di lingkungan timur kota Rafah, selatan Jalur Gaza.
Sementara itu, media Palestina melaporkan bahwa pasukan militer Israel menghancurkan puluhan bangunan tempat tinggal di kamp pengungsi Jabalia.
Israel melancarkan perang di Gaza pada 7 Oktober 2023, setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa yang mengejutkan terhadap rezim Israel sebagai tanggapan atas kampanye pertumpahan darah dan kehancuran yang dilakukan entitas pendudukan selama puluhan tahun terhadap warga Palestina.
Serangan berdarah rezim di Gaza sejauh ini telah menewaskan 43.799 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai 103.601 lainnya. Ribuan lainnya juga hilang dan diperkirakan tewas di bawah reruntuhan.
Militer Israel secara sistematis memblokir masuknya makanan, obat-obatan, pasokan medis, bahan bakar, dan tenda untuk menyelamatkan nyawa ke wilayah Palestina yang terkepung sejak Oktober 2023.
Lebih dari satu tahun setelah rezim Tel Aviv melakukan pembantaian dan penghancuran, infrastruktur penting di wilayah tersebut seperti jaringan air, fasilitas sanitasi, dan pabrik roti semuanya telah rata dengan tanah.