PBB: Serangan Pemukim Israel Capai Angka Bulanan Tertinggi dalam Hampir Dua Dekade

Man

New York, Purna Warta – Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan lonjakan signifikan kekerasan pemukim Israel ilegal yang menargetkan warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki, dengan catatan angka bulanan tertinggi pada Oktober dalam hampir dua dekade.

Jumat, juru bicara PBB Farhan Haq merujuk data Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) dan melaporkan “peningkatan tajam kekerasan pemukim terhadap warga Palestina, baik dari sisi frekuensi maupun tingkat keparahan” dalam konferensi pers.

Ia menambahkan, “Bulan lalu, OCHA mencatat 264 serangan pemukim yang mengakibatkan korban, kerusakan properti, atau keduanya.”

Pejabat senior PBB itu menyebut angka ini merupakan rekor bulanan tertinggi dalam hampir dua dekade pencatatan, dengan rata-rata lebih dari delapan insiden per hari sejak 2006.

Haq menegaskan dampak kemanusiaan yang “parah” sejak Oktober 2023.

“Lebih dari 3.200 warga Palestina telah mengungsi akibat kekerasan pemukim dan pembatasan akses terkait. Komunitas penggembala secara keseluruhan telah benar-benar hilang. Orang-orang telah terbunuh, ratusan terluka— termasuk oleh tembakan langsung— dan banyak yang kehilangan mata pencaharian,” ujarnya.

Ia juga merujuk data OCHA yang menyebut “jumlah anak Palestina yang dibunuh pasukan Israel di Tepi Barat sepanjang tahun ini mencapai 42,” yang berarti “satu dari setiap lima warga Palestina yang dibunuh pasukan Israel di Tepi Barat pada 2025 adalah anak-anak.”

Pada hari yang sama, pemukim Israel ilegal membakar lahan pertanian luas di kota Arraba, Tepi Barat utara.

Kantor berita resmi Palestina WAFA, mengutip sumber lokal, melaporkan bahwa pemukim membakar areal pertanian dan kebun zaitun yang berada dekat pemukiman ilegal Dothan. Api dengan cepat menyebar di area yang luas dan merusak banyak pohon zaitun.

Tim Pertahanan Sipil Palestina bergerak ke lokasi dan berhasil memadamkan api.

Di lokasi lain, di desa Khirbet Humsa, pemukim meratakan beberapa rumah dan kandang ternak milik warga Palestina.

Mutaaz Bisharat, pejabat urusan pemukiman di Tubas dan Lembah Yordan utara, dalam keterangannya mengatakan para pelaku menggunakan buldoser untuk meratakan rumah dan kandang hewan milik sebuah keluarga Palestina.

Ia menyoroti bahwa pasukan Israel sebelumnya telah meratakan struktur yang sama sekitar dua tahun lalu, yang kemudian dibangun kembali. Namun ia tidak merinci jumlah unit yang dihancurkan kali ini.

Bisharat mengecam peningkatan serangan pemukim, menggambarkannya sebagai upaya mengusir penduduk Palestina dari Lembah Yordan dan merampas sebanyak mungkin lahan.

Serangan Israel di Tepi Barat yang diduduki meningkat sejak Oktober 2023, yang telah menewaskan lebih dari 1.066 warga Palestina dan melukai 10.300 lainnya, menurut sumber Palestina.

Komisi Perlawanan Kolonisasi dan Tembok melaporkan bahwa pasukan Israel dan pemukim ilegal melakukan 766 serangan yang menargetkan warga Palestina, rumah mereka, properti, dan mata pencaharian di seluruh Tepi Barat pada Oktober.

Pada Juli 2024, Mahkamah Internasional (ICJ) memutuskan bahwa pendudukan Israel atas Palestina historis melanggar hukum internasional.

ICJ menyerukan penghapusan seluruh pemukiman yang ada di Tepi Barat dan Yerusalem Timur (al-Quds). Namun, putusan itu tak lebih dari sekadar pernyataan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *