Gaza, Purna Warta – Tenaga medis Palestina dihalangi untuk membantu seorang pria yang ditembak dan dibunuh oleh pasukan Israel pada tanggal 18 Juni di wilayah Betlehem di Tepi Barat yang diduduki, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
Baca juga: Pasukan Israel Tangkap 28 Orang dalam Serangan Terbaru di Tepi Barat
OCHA menyatakan bahwa tenaga medis Palestina dihalangi oleh pasukan Israel untuk menjangkau pria berusia 39 tahun tersebut, yang ditembak mati setelah diduga mencoba menikam seorang tentara.
Jenazah pria Palestina tersebut telah ditahan oleh pasukan Israel, sebuah praktik yang dikritik oleh OCHA karena menyebabkan tekanan psikologis bagi keluarga korban yang tewas.
Pembaruan terbaru OCHA tentang situasi kemanusiaan di Tepi Barat yang diduduki melaporkan bahwa antara tanggal 18 dan 24 Juni, empat warga Palestina, termasuk seorang anak, tewas oleh tembakan Israel, sementara sekitar 60 lainnya mengalami luka-luka.
Warga Palestina yang tidak memiliki kartu identitas Yerusalem al-Quds terus menghadapi pembatasan untuk memasuki kota bersejarah tersebut, sebuah kebijakan yang berlaku sejak Oktober.
UNRWA melaporkan bahwa pada tanggal 22 Juni, enam warga Palestina ditembak dan terluka oleh pasukan Israel, dan beberapa lainnya ditahan karena berusaha memasuki Yerusalem al-Quds tanpa izin.
Pasukan Israel melakukan lebih dari 113 operasi pencarian dan penangkapan di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur al-Quds hanya dalam waktu tiga hari minggu lalu, menurut pemantauan PBB.
Selama periode 20-23 Juni saja, lebih dari 80 warga Palestina ditahan oleh otoritas Israel.
Baca juga: Serangan Udara Israel Terus Memborbardir Jalur Gaza
Sejak 7 Oktober, OCHA mendokumentasikan total 536 kematian warga Palestina, termasuk 130 anak-anak, yang disebabkan oleh pasukan dan pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki dan Al-Quds Timur.