Teheran, Purna Warta– Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia menyatakan keprihatinan yang mendalam atas potensi kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Israel selama serangan di Nuseirat, Gaza, yang mengakibatkan banyaknya korban sipil.
Baca juga: Serangan Israel Semalam di Gaza Tengah Tewaskan 17 Warga Palestina
Jeremy Laurence, juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk, menyatakan pada hari Selasa bahwa kantornya “sangat terkejut” oleh dampak serangan Israel terhadap warga sipil.
“Cara serangan yang dilakukan di daerah yang padat penduduk tersebut secara serius menimbulkan pertanyaan apakah prinsip pembedaan, proporsionalitas, dan kehati-hatian – sebagaimana ditetapkan dalam hukum perang – dipatuhi oleh pasukan Israel,” kata Laurence.
Israel mengklaim telah menyelamatkan empat tawanan dalam operasi di kamp Nuseirat pada hari Sabtu, yang menewaskan sedikitnya 274 orang dan melukai sekitar 700 orang.
Pasukan Israel melancarkan serangan di siang bolong, mengklaim menyerang infrastruktur militer di kamp sebagai bagian dari “operasi penyelamatan.” Namun, para saksi dan wartawan melaporkan bahwa Israel mengebom bangunan tempat tinggal, yang menyebabkan lebih banyak korban.
Mahkamah Internasional (ICJ) sebelumnya telah meminta Israel untuk mencegah tindakan genosida di Gaza, tetapi Israel belum mematuhinya.
Laurence mencatat bahwa Turk menyambut baik resolusi Dewan Keamanan PBB yang disahkan pada hari Senin untuk mendukung proposal gencatan senjata Gaza. Ia menekankan bahwa semua pihak harus memastikan “aliran bantuan kemanusiaan yang tidak terkekang.”
Hamas menyatakan pada hari Selasa bahwa mereka mendukung resolusi tersebut dan siap bekerja sama dengan para mediator untuk terlibat dalam negosiasi tidak langsung lebih lanjut mengenai penerapan resolusi tersebut.
Israel telah gagal mematuhi resolusi gencatan senjata PBB sebelumnya, termasuk satu resolusi pada bulan Maret. Israel juga tidak mematuhi putusan ICJ untuk menghentikan tindakannya di Gaza dan “segera menghentikan” operasi di Rafah.
UNICEF melaporkan pada hari Selasa bahwa sedikitnya 3.000 anak yang kekurangan gizi di Gaza selatan berisiko “meninggal di depan mata keluarga mereka.”
Baca juga: 150 Tewas Saat Israel Luncurkan Serangan Brutal di Kamp Pengungsi Nuseirat Gaza
“Hampir 3.000 anak telah terputus dari perawatan untuk kekurangan gizi akut sedang dan parah di Gaza selatan, yang membuat mereka berisiko meninggal karena kekerasan dan pengungsian yang mengerikan terus berdampak pada akses ke fasilitas dan layanan kesehatan bagi keluarga yang putus asa,” kata UNICEF.
Sejak 7 Oktober, perang Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 37.164 orang dan melukai 84.832 orang.