Gaza, Purna Warta – Duta Besar Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Riyad Mansour mengatakan para pemimpin dunia harus menghormati keinginan Palestina untuk tetap tinggal di Gaza. Pernyataan Mansour pada hari Rabu muncul di tengah pembicaraan Presiden AS Donald Trump untuk mengambil alih Gaza.
Pejabat Palestina itu tidak menyebut nama Trump tetapi tampaknya menolak usulan presiden AS tersebut. “Tanah air kami adalah tanah air kami, jika sebagian darinya hancur, Jalur Gaza, rakyat Palestina memilih untuk kembali ke sana.”
“Dan saya pikir para pemimpin dan rakyat harus menghormati keinginan rakyat Palestina.”
Trump memicu kejutan global dengan pengumumannya bahwa Amerika Serikat harus mengambil alih Jalur Gaza secara permanen dan memukimkan kembali dua juta penduduknya di tempat lain.
Rencana tersebut diluncurkan di tengah protes selama kunjungan resmi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Washington.
Trump mengatakan bahwa ia menginginkan solusi yang melihat “daerah yang indah untuk memukimkan kembali orang-orang secara permanen di rumah-rumah yang bagus tempat mereka bisa bahagia” dan mengembangkan wilayah tersebut sehingga “masyarakat dunia” akan tinggal di sana.
“Kami tidak punya rumah. Bagi mereka yang ingin mengirim mereka ke tempat yang bahagia dan bagus, biarkan mereka kembali ke rumah asal mereka di Israel, ada tempat-tempat bagus di sana, dan mereka akan senang untuk kembali ke tempat-tempat ini,” kata Mansour.
Dimulainya kesepakatan gencatan senjata pada 19 Januari membuat banyak warga Palestina kembali ke rumah-rumah yang tidak lagi berdiri.
“Dalam dua hari, dalam rentang beberapa jam, 400.000 warga Palestina berjalan kaki kembali ke bagian utara Jalur Gaza,” kata Mansour.
“Saya pikir kita harus menghormati pilihan dan keinginan rakyat Palestina, dan rakyat Palestina pada akhirnya akan membuat keputusan, keputusan mereka sendiri.”
PBB mengatakan lebih dari 1,9 juta orang telah mengungsi di Gaza sejak Oktober 2023.