Gaza, Purna Warta – PBB mengatakan 45.000 anak Palestina kehilangan hari pertama sekolah di Jalur Gaza yang terkepung karena kampanye genosida Israel yang sedang berlangsung di wilayah Palestina.
Pada hari Senin, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Komunikasi Global Melissa Fleming mengeluarkan peringatan, menekankan bahwa kelompok besar anak berusia enam tahun ini harus dilindungi berdasarkan hukum internasional.
“45.000 anak berusia 6 tahun di Gaza seharusnya memulai hari pertama sekolah mereka hari ini. Berdasarkan hukum humaniter internasional, siswa, guru, dan sekolah dilindungi. Pihak yang bertikai tidak boleh melakukan serangan langsung terhadap mereka,” katanya di X.
Ia juga melaporkan angka yang mengkhawatirkan yaitu 9.211 siswa tewas dan 14.237 lainnya terluka sejak Israel memulai perang brutalnya di Gaza pada tanggal 7 Oktober tahun lalu.
Perang genosida di Gaza telah berdampak parah pada anak-anak di daerah yang diblokade, dengan UNICEF melaporkan bahwa sedikitnya 14.200 orang tewas akibat agresi Israel, sementara puluhan ribu orang mengungsi atau hilang.
Mereka yang selamat dari pemboman dan serangan udara yang tiada henti kini mengalami gangguan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pendidikan mereka.
Badan PBB untuk anak-anak melaporkan bahwa 625.000 anak telah kehilangan satu tahun sekolah sejak dimulainya perang saat ini.
“Anak-anak di Jalur Gaza telah kehilangan rumah, anggota keluarga, teman, keamanan, dan rutinitas mereka,” kata Adele Khodr, direktur regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara.
“Mereka juga telah kehilangan tempat berlindung dan stimulasi yang disediakan oleh sekolah, sehingga masa depan cerah mereka berisiko diredupkan oleh konflik yang mengerikan ini,” tambahnya.
Badan-badan PBB juga memperingatkan bahwa hari Senin akan menandai dimulainya tahun ajaran baru di Gaza, tetapi perang yang sedang berlangsung terus merampas hak fundamental ini dari ratusan ribu anak.
Menurut Kementerian Pendidikan Palestina, lebih dari 630.000 siswa telah ditolak haknya untuk mendapatkan pendidikan di Gaza dan tidak akan kembali ke sekolah, karena perang genosida Israel yang sedang berlangsung di wilayah tersebut mengganggu sekolah untuk tahun kedua. Dengan memberikan angka yang lebih tinggi daripada Fleming, kementerian tersebut mengatakan 58.000 siswa seharusnya masuk kelas satu dan mulai sekolah pada hari Senin, tetapi mereka tidak dapat masuk sekolah karena serangan bom Israel.
Setidaknya 39.000 siswa tidak dapat mengikuti ujian sekolah menengah atas, katanya, seraya menambahkan bahwa lebih dari 25.000 anak, termasuk lebih dari 10.000 siswa, telah tewas atau terluka dalam serangan Israel.
Menurut kementerian, sekitar 90 persen dari 307 gedung sekolah umum telah dihancurkan oleh bom dan serangan udara Israel sejak Oktober.