Roma, Purna Warta – Paus Leo XIV menyerukan agar bantuan kemanusiaan yang memadai diizinkan masuk ke Jalur Gaza yang sedang terkepung.
Paus baru ini menyampaikan pernyataan tersebut dalam audiensi umum mingguan pertamanya di Lapangan Santo Petrus pada hari Rabu.“Saya memperbarui seruan tulus saya agar bantuan kemanusiaan yang layak dapat masuk ke Gaza, dan agar permusuhan dihentikan, karena harga yang memilukan dari konflik ini sedang dibayar oleh anak-anak, orang tua, dan orang sakit,” ujarnya.
Pemimpin umat Katolik dunia itu menyebut situasi di wilayah Palestina yang terkepung itu sebagai “semakin mengkhawatirkan dan menyedihkan.”
Leo terpilih menjadi pemimpin Gereja Katolik pada 8 Mei, menggantikan mendiang Paus Fransiskus. Ia telah beberapa kali menyinggung situasi di Gaza dalam minggu-minggu pertama masa kepausannya.
Dalam pesan Minggu pertamanya pada 11 Mei, Paus yang baru ini menyerukan gencatan senjata segera di wilayah Palestina yang terkepung.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kini menghadapi tekanan internasional yang meningkat karena dituduh menggunakan kelaparan sebagai alat perang dengan membatasi akses bantuan ke wilayah Gaza, yang melanggar hukum kemanusiaan internasional.
Inggris, Prancis, dan Kanada—sekutu terdekat Israel—telah mengancam akan menjatuhkan sanksi atas ofensif militer Israel yang semakin meningkat di Gaza dan blokade terhadap bantuan kemanusiaan.
Israel mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka akan mengizinkan bantuan masuk ke Gaza setelah blokade selama 11 minggu di wilayah Palestina yang terkepung tersebut.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) kemudian mengatakan bahwa mereka telah menerima persetujuan dari Israel untuk mengirim sekitar 100 truk bantuan ke Gaza. Namun, meskipun Israel berjanji untuk melonggarkan blokade total yang telah berlangsung hampir tiga bulan, hanya lima truk yang benar-benar masuk ke wilayah itu pada hari Senin.
Pejabat PBB dan kelompok kemanusiaan menyatakan jumlah itu sangat tidak mencukupi.
Israel memblokir semua bantuan masuk ke Gaza pada 2 Maret, sebelum melanjutkan serangan militer brutal pada 19 Maret.
Lembaga-lembaga bantuan internasional telah memperingatkan bahwa rencana Israel untuk mengendalikan distribusi bantuan di Gaza, termasuk usulan yang didukung oleh AS, hanya akan menambah penderitaan di wilayah Palestina yang hancur itu.
Euro-Med Human Rights melaporkan pada hari Rabu bahwa setidaknya 26 warga Palestina—termasuk sembilan anak-anak—meninggal dalam 24 jam terakhir karena kelaparan dan kurangnya perawatan medis di Gaza.
Kepala kemanusiaan PBB, Tom Fletcher, mengatakan pada hari Selasa bahwa 14.000 bayi di Gaza bisa meninggal dalam 48 jam ke depan jika bantuan tidak segera menjangkau mereka.