Al-Quds, Purna Warta – Pasukan Israel yang ditempatkan di kamp pengungsi Jenin telah melepaskan tembakan langsung ke arah delegasi diplomatik saat mereka memasuki kamp untuk melihat kondisi kehidupan para pengungsi.
Delegasi diplomat yang mengunjungi kamp pada hari Rabu berasal dari: Austria, Brasil, Bulgaria, Kanada, Chile, Tiongkok, Mesir, Prancis, India, Jepang, Yordania, Lithuania, Meksiko, Maroko, Polandia, Portugal, Rumania, Rusia, Sri Lanka, Spanyol, Turki, Uni Eropa, dan Inggris, bersama perwakilan dari sejumlah negara lainnya dan wartawan yang menyertai mereka.
Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Otoritas Palestina mengatur kunjungan ini agar masyarakat internasional dapat menyaksikan langsung agresi rezim Israel yang terus berlangsung terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Kementerian tersebut sebelumnya juga telah mengatur kunjungan serupa ke kota Tulkarem dan kamp pengungsi di Tepi Barat utara pada minggu sebelumnya.
Menurut kantor berita WAFA, delegasi tersebut berusaha memasuki kamp dari gerbang timur, tempat rezim Israel memasang gerbang besi, ketika tentara melepaskan tembakan langsung dan intens ke arah para diplomat dan rombongan mereka.
Dalam pernyataannya, Kementerian mengatakan:“Tindakan agresif ini merupakan pelanggaran nyata dan serius terhadap ketentuan hukum internasional dan aturan paling dasar dalam hubungan diplomatik sebagaimana diatur dalam Konvensi Wina 1961, yang menjamin perlindungan dan kekebalan bagi misi serta delegasi diplomatik.”
Setelah insiden tersebut, delegasi melanjutkan kunjungan ke kantor Gubernur Jenin dan meninjau situasi di kamp dan kota tersebut.
Gubernur kamp, Mohammed Jarrar, menjelaskan secara rinci kondisi ekonomi kota yang sangat buruk, dampak perang terhadap fasilitas-fasilitasnya, serta kehancuran infrastruktur.
Yang paling penting, ia menggambarkan kondisi yang sangat tidak manusiawi di mana 22.000 warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka dan hidup dalam kondisi tirani yang dipaksakan oleh rezim Israel.
Kemudian, Kementerian mengutuk serangan oleh pasukan pendudukan terhadap delegasi diplomatik yang diundang oleh Otoritas Palestina tersebut.
Sejak 7 Oktober 2023, ketika rezim Israel memulai perang genosida di Gaza, jumlah serangan oleh pemukim dan pasukan pendudukan terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki telah meningkat secara drastis.
Rezim Israel juga telah membunuh sedikitnya 1.000 warga Palestina dan menculik 7.000 orang di wilayah Tepi Barat yang diduduki.