Gaza, Purna Warta – Pasukan rezim Israel di Jalur Gaza telah menghentikan konvoi ambulans PBB yang sedang mengevakuasi pasien yang sakit kritis dari sebuah rumah sakit di kota selatan Khan Younes sebelum menahan dan menggeledah paramedis dalam konvoi tersebut.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (27/2), Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan bahwa pasukan rezim Israel telah menghentikan konvoi PBB pada hari Minggu yang menahan seorang paramedis dan memaksa orang lain untuk melepaskan pakaian mereka.
Insiden itu terjadi selama evakuasi 24 pasien kritis dari Rumah Sakit al-Amal di kota tersebut, yang terus menerus dikepung oleh pasukan rezim Israel, katanya, seraya menambahkan bahwa satu wanita hamil dan satu ibu serta bayi baru lahir termasuk di antara pasien tersebut.
“Meskipun semua anggota staf dan kendaraan telah berkoordinasi dengan pihak Israel, pasukan Israel memblokir konvoi [Organisasi Kesehatan Dunia] yang dipimpin WHO selama berjam-jam saat konvoi tersebut meninggalkan rumah sakit,” Jens Laerke, juru bicara OCHA, mengatakan kepada wartawan di Jenewa.
“Militer Israel memaksa pasien dan staf keluar dari ambulans dan melucuti pakaian semua paramedis,” tambah Laerke.
Dia menambahkan bahwa pasukan Israel kemudian menahan tiga paramedis Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), “meskipun data pribadi mereka telah dibagikan kepada pasukan Israel sebelumnya,” sementara konvoi lainnya tetap berada di sana selama “lebih dari tujuh jam.”
Seorang paramedis telah dibebaskan, kata juru bicara OCHA saat ia meminta pembebasan segera dua orang lainnya, dan semua petugas kesehatan lainnya yang ditahan di Gaza.
Pernyataan OCHA mengatakan bahwa badan-badan bantuan PBB yang beroperasi di Gaza yang dilanda perang menghadapi “kondisi keamanan yang tidak dapat diterima” untuk pengiriman bantuan kemanusiaan.
“Ini bukanlah insiden yang terisolasi. Konvoi bantuan mendapat kecaman dan secara sistematis tidak diberi akses kepada orang-orang yang membutuhkan,” katanya.
“Pekerja kemanusiaan telah dilecehkan, diintimidasi atau ditahan oleh pasukan Israel, dan infrastruktur kemanusiaan telah terkena dampaknya.”
Hal ini terjadi ketika perang genosida AS-Israel terhadap warga Palestina yang tidak berdaya di Gaza terus berlanjut.
Hampir 30.000 orang, termasuk 14.000 anak-anak, telah terbunuh di Gaza sejak Israel melancarkan agresinya ke Gaza pada awal Oktober.