Gaza, Purna Warta – Sumber keamanan Palestina dan saksi mata mengungkapkan bahwa operasi yang dilakukan oleh pasukan Israel yang menyamar sebagai wanita telah gagal dalam upaya menyelamatkan tawanan yang ditahan di Gaza, sebelum akhirnya melarikan diri di bawah perlindungan serangan udara Israel.
Saksi mata mengatakan mereka melihat sebuah bus putih tiba di lingkungan al-Mahatta dekat pusat kota Khan Yunis di selatan pada hari Senin, yang tampaknya membawa perempuan pengungsi.
Menurut laporan, sembilan orang yang mengenakan pakaian wanita — beberapa dengan wajah terbuka dan lainnya bercadar — turun dari bus dan memasuki rumah milik keluarga Sarhan, yang sebelumnya telah rusak akibat serangan Israel.
Tak lama kemudian terdengar suara tembakan di daerah tersebut, dan unit penyamaran Israel dengan cepat melarikan diri di bawah perlindungan udara yang berat.
Selama penggerebekan itu, pasukan Israel membunuh Ahmed Kamel Sarhan, seorang komandan dalam Brigade Nasser Salah al-Din, dan menculik istri serta anaknya, menurut pernyataan kelompok tersebut.
Setelah baku tembak selama 20 menit, penyelidik menemukan selongsong peluru senapan, selongsong peluru lain, granat asap, pakaian dan barang-barang perempuan, serta sebuah kotak kosong yang disamarkan agar terlihat seperti barang bawaan pengungsi.
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth menyebutkan bahwa penggerebekan itu ditujukan untuk menculik Sarhan dan “menginterogasinya guna memperoleh informasi tentang para tawanan Israel, namun gagal.”
Operasi ini dilakukan di tengah gempuran udara yang meningkat di berbagai wilayah Gaza, yang menewaskan enam orang dan melukai puluhan lainnya. Operasi tersebut juga terjadi sehari setelah militer Israel mengumumkan serangan besar baru di wilayah utara dan selatan Gaza.
Israel memulai kampanye genosida di Gaza pada 7 Oktober 2023. Hingga kini, lebih dari 53.000 warga Palestina telah terbunuh.
Pada Januari, rezim Israel terpaksa menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas setelah gagal mencapai tujuan-tujuannya, termasuk “mengeliminasi” gerakan perlawanan Palestina atau membebaskan para tawanan.
Tahap gencatan senjata selama 42 hari — yang sering kali dilanggar oleh Israel — berakhir pada 1 Maret, namun Israel enggan melanjutkan ke tahap kedua dari perjanjian tersebut.
Pada 18 Maret, rezim Israel melanjutkan serangan udara di Gaza, mengakhiri masa gencatan senjata yang berlangsung hampir dua bulan.