Pasukan Israel Lukai Puluhan Pengunjuk Rasa Palestina di Tepi Barat

Tabung gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan Israel menghujani selama demonstrasi oleh pengunjuk rasa Palestina menentang pembangunan pos terdepan Israel Eviatar, di kota Beita, di Tepi Barat yang diduduki, pada 20 Agustus 2021.

Tepi Barat, Purna Warta – Puluhan warga Palestina terluka setelah pasukan Israel melancarkan tindakan keras terhadap demonstrasi damai warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.

Kantor berita resmi Palestina Wafa melaporkan bahwa pasukan Israel menyerang unjuk rasa anti-pemukiman di wilayah al-Tuwani, selatan kota al-Khalil (Hebron), Tepi Barat pada Jumat malam (17,9). Serangan tersebut melukai puluhan pengunjuk rasa Palestina, beberapa aktivis Palestina juga ditahan dalam serangan tersebut.

Mengutip kepala dewan desa, laporan tersebut menambahkan bahwa pasukan Israel dengan peralatan lengkap memukul pengunjuk rasa dengan popor senapan dan menembaki mereka. Selain itu mereka menyemprotkan gas air mata sehingga menyebabkan puluhan pengunjuk rasa sesak nafas.

Sejumlah demonstran mengalami luka memar, puluhan lainnya yang diantaranya aktivis internasional mengalami sesak napas akibat menghirup gas air mata.

“Demonstrasi telah diadakan untuk memprotes perluasan pemukiman kolonial terdekat Havat Maon dengan mengorbankan tanah penduduk desa di Shi’b al-Butum. Semua korban dirawat di tempat kejadian.” Kata laporan itu lebih lanjut.

Wilayan al-Tuwani berada di sekitar 14 kilometer selatan al-Khalil termasuk dua dusun yang berdekatan dengan Masafer Yatta yang mempunyai 19 dusun, semuanya seluas 37.500 hektar. Penduduk wilayah tersebut sangat bergantung pada peternakan sebagai sumber mata pencaharian utama.

Seluruh wilayah terletak di Area C, yang merupakan sekitar 61 persen dari Tepi Barat yang diduduki. Wilayah tersebut berada di bawah kendali administratif dan militer penuh Israel.

Daerah itu telah menjadi sasaran pelanggaran berulang kali, oleh pemukim dan tentara Israel. Mereka menargetkan ternak penduduk desa yang merupakan sumber kehidupan utama mereka.

Secara terpisah pada hari Jumat (17/9), setidaknya tujuh demonstran Palestina terluka ketika tentara Israel menyerang dua protes anti-kolonisasi di desa Beita dan Beit Dajan, di kota Nablus, Tepi Barat.

Menurut Bulan Sabit Merah Palestina (RRC) di Nablus, dua pengunjuk rasa terluka oleh peluru karet berlapis di Beita, sementara tiga lainnya terluka ketika mereka dikejar oleh tentara Israel di desa tersebut.

Puluhan pengunjuk rasa Palestina lainnya juga menderita kesulitan bernapas karena menghirup gas air mata.

Di desa Beit Dajan, dua pengunjuk rasa terluka akibat terkena peluru karet berlapis, sementara banyak lainnya tak sadarkan diri karena menghirup gas air mata.

Beberapa warga Palestina juga menderita kesulitan bernapas akibat gas air mata ketika pasukan Israel memadamkan protes damai di desa al-Mughayyir, timur kota Ramallah pada hari Jumat (17/9).

Menurut seorang anggota dewan desa, tentara Israel menembaki ratusan orang yang berpartisipasi dalam unjuk rasa menentang penutupan pintu masuk timur al-Mughayyir yang sedang berlangsung. Mereka juga berunjuk rasa untuk mendukung tahanan Palestina yang mengalami penganiayaan brutal saat berada dalam tahanan Israel.

Ketegangan telah meningkat di wilayah-wilayah pendudukan dalam beberapa bulan terakhir karena aktivitas pemukiman Israel dan rencana pengusiran keluarga Palestina dari rumah leluhur mereka. Banyak warga Palestina telah tewas dan ratusan terluka dalam tindakan keras Israel terhadap protes sepanjang tahun ini.

Lebih dari 600.000 orang Israel tinggal di lebih dari 230 pemukiman yang dibangun sejak pendudukan Israel tahun 1967 di Tepi Barat dan al-Quds Timur. Semua pemukiman Israel adalah ilegal menurut hukum internasional karena dibangun di atas tanah yang diduduki. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengutuk kegiatan pemukiman Israel di wilayah pendudukan dalam beberapa resolusi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *