Baghdad, Purna Warta – Pasukan militer AS telah disiagakan di Irak untuk mendukung kemungkinan keterlibatan darat dalam perang Israel di Jalur Gaza yang terkepung, demikian temuan The Intercept.
Baca Juga : Prioritas Hamas dalam Perundingan Gencatan Senjata adalah Penarikan Total Pasukan Israel dari Gaza
Menurut memo personel Angkatan Udara AS bulan Januari yang diperoleh The Intercept, pasukan Amerika telah diperintahkan untuk bersiaga untuk dikerahkan ke depan jika ada keterlibatan militer AS di darat dalam perang Gaza.
Memo tersebut tidak menunjukkan bahwa keterlibatan seperti itu akan terjadi; Namun, ini adalah isyarat terbaru mengenai persiapan Pentagon untuk mendukung perang genosida Israel setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, melakukan operasi pada tanggal 7 Oktober di wilayah pendudukan, kata laporan yang diterbitkan pada hari Selasa.
Dokumen tersebut mengungkapkan bahwa sekitar 2.000 personel militer AS dikerahkan ke Irak tahun lalu, beberapa hari setelah Hamas melakukan operasi mendadak terhadap Israel, dan menambahkan bahwa sejak itu, mereka telah diperintahkan untuk bersiap mengerahkan dukungan potensial kepada Israel.
Perkembangan terakhir ini terjadi ketika pemerintahan Presiden AS Joe Biden menekankan bahwa dukungannya terhadap Israel dalam perang Gaza tidak akan mencakup dukungan di lapangan.
Baca Juga : Duta Besar UEA Pertama untuk Suriah Pasca 13 Tahun
Pada bulan Oktober, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan “Tidak ada rencana atau niat untuk menempatkan pasukan AS dalam pertempuran di Israel”.
“Tetapi seperti yang telah kami katakan, kami mempunyai kepentingan keamanan nasional yang signifikan di kawasan ini,” tambahnya.
Namun, dua hari setelah pernyataan Kirby, Gedung Putih secara tidak sengaja membagikan foto Biden di Israel berpose bersama anggota unit operasi khusus rahasia AS, sebelum segera menghapusnya.
The New York Times melaporkan pada awal Oktober bahwa personel operasi khusus Amerika berada di Israel untuk membantu upaya membebaskan tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas di Gaza.
Rezim Israel mengobarkan perang di Gaza pada 7 Oktober setelah Hamas melancarkan Operasi Kejutan Badai Al-Aqsa terhadap entitas pendudukan sebagai tanggapan atas kekejaman rezim Israel terhadap warga Palestina.
Sejak dimulainya agresi, Israel telah membunuh lebih dari 26.700 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut hitungan terbaru Kementerian Kesehatan Gaza.
Baca Juga : Pasukan AS di Irak Siaga Dukung Israel dalam Perang Darat Gaza
AS, yang merupakan sekutu tradisional Israel, mendukung serangan Tel Aviv di wilayah Palestina sebagai bentuk “pertahanan diri”, dan telah memberikan ribuan kiriman senjata kepada rezim tersebut sejak awal perang.
Sejak perang meletus, Washington telah menggunakan hak vetonya untuk menghalangi resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza.