Ramallah, Purna Warta – Pusat Studi Tahanan Palestina pada hari Selasa (21/9) memperingatkan bahwa aksi mogok makan Palestina di penjara-penjara Israel sudah mencapai tahap bahaya karena layanan penjara Israel (IPS) masih belum menanggapi tuntutan mereka.
Pusat menganggap IPS bertanggung jawab atas kehidupan para tahanan. Manajer Pusat, Riyad al-Ashqar, meminta organisasi hak asasi manusia dan lembaga internasional untuk campur tangan untuk menyelamatkan nyawa para tahanan.
Enam tahanan Palestina telah melakukan mogok makan terbuka selama berminggu-minggu sebagai protes atas penahanan mereka secara administratif, tanpa dakwaan atau pengadilan. Empat dari mereka menderita kondisi kesehatan yang serius dan mereka terancam kematian mendadak di klinik penjara Ramle.
Para tahanan administratif yang mogok makan adalah Kayed al-Fasfous, Miqdad al-Qawasmeh, Alaa al-Araj, Hisham Abu Hawash, Rayek Bisharat dan Shadi Abu Aker. Mereka telah melakukan mogok makan masing-masing selama 69, 62, 44, 36, 31 dan 28 hari.