Gaza, Purna Warta – Gerakan perlawanan Jihad Islam dan beberapa faksi politik Palestina telah memperingatkan Israel agar tidak membahayakan nyawa para tahanan yang diduga ditangkap setelah mereka melarikan diri awal pekan ini dari penjara yang mempunyai keamanan maksimum.
Dalam sebuah pernyataan, Jihad Islam mengatakan bahwa Tel Aviv bertanggung jawab penuh atas kehidupan Yaqoub Qadri (48) dan Mahmoud Abdullah Ardah (45) yang dikatakan telah ditangkap kembali di kota Nazareth.
Baca Juga : Jurnalis: Pembobolan Penjara Telah Jerumuskan Israel ke Dalam Krisis Keamanan Lain
Pada hari Sabtu (11/9), pihak berwenang Israel mengklaim telah menangkap dua tahanan lagi.
Jihad Islam memperingatkan bahwa bahaya apa pun yang menimpa mereka sama dengan deklarasi perang terhadap Palestina, yang memicu serangkaian tindakan pembalasan cepat terhadap rezim Tel Aviv.
“Israel berusaha menggunakan gambar penangkapan dua pejuang Palestina tersebut untuk mencoba menunjukkan bahwa ini adalah kemenangan mereka, dan untuk merevitalisasi citra tentaranya yang telah menjadi sasaran ejekan,” kata juru bicara Jihad Islam Daoud Shehab kepada Jaringan berita televisi al-Mayadeen Lebanon pada hari Jumat (10/9).
“Operasi ini benar-benar bukan yang terakhir,” Shehab memperingatkan, merujuk pada pelarian tahanan, lalu menambahkan, “Kami sangat sadar bahwa kami terlibat dalam perjuangan yang panjang.”
Baca Juga : Mishaal Serukan Peringanan Penderitaan Warga Palestina di Lebanon
Hamas juga memuji para tahanan, mengatakan bahwa menangkap mereka kembali tidak akan menghentikan tekad mereka.
“Mereka meraih kehormatan dengan keberhasilan operasi pelarian mereka, mempermalukan kekuatan pendudukan dan menghancurkan prestisenya. Menangkap mereka tidak akan menghapus rasa malu pendudukan, juga tidak akan menghancurkan keinginan mereka. Suatu hari mereka akan bebas di luar jeruji sipir,” kata juru bicara Hamas Abdul Latif al-Qanou.
Juru bicara Hamas Fawzi Barhoum kemudian bereaksi terhadap penangkapan dua tahanan Palestina yang melarikan diri, termasuk mantan pemimpin Brigade Martir Al-Aqsa Zakaria Zubeidi. Ia menyatakan bahwa langkah itu merupakan babak baru bentrokan terbuka dengan rezim pendudukan.
Dia menambahkan bahwa perjuangan langsung melawan rezim Israel berfungsi sebagai kekuatan pendorong di belakang orang-orang Palestina di Tepi Barat yang diduduki untuk melanjutkan perlawanan dan pemberontakan mereka untuk mendukung para tahanan Palestina, memperjuangkan hak-hak mereka dan melindungi tanah dan tempat-tempat suci mereka.
Baca Juga : Brigade Al-Qassam: Tahanan Gilboa Yang Melarikan Diri akan Menjadi Kesepakatan Pertukaran Tahanan Baru
Barhoum menyoroti bahwa pelarian “heroik” dan “berani” enam narapidana Palestina dari penjara Gilboa dengan keamanan tinggi telah menghancurkan prestise rezim pendudukan Israel dan aparat keamanannya.
“Pembobolan penjara menimbulkan harapan di hati bangsa kami, bahwa pemberontakan di Tepi Barat dan perjuangan untuk menyingkirkan rezim Zionis hanyalah masalah waktu. Hal ini membutuhkan keterlibatan lebih lanjut dan peningkatan tindakan pembalasan di semua alun-alun, kota dan desa di Tepi Barat, ”kata juru bicara Hamas menekankan.
Gerakan Fatah juga menganggap Israel bertanggung jawab atas kehidupan para tahanan, dan memperingatkan rezim terhadap dampak yang merugikan mereka.
Dalam sebuah pernyataan, gerakan perlawanan meminta masyarakat internasional dan organisasi hak asasi manusia untuk campur tangan dan melindungi tahanan Palestina di dalam penjara Israel. Mereka juga berharap untuk menghentikan serangan yang sedang berlangsung terhadap mereka.
Baca Juga : Covid-19 di Palestina: 14 Kematian dan 1.485 Kasus Baru
Secara terpisah, Komisi Urusan Tahanan di Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menganggap rezim Tel Aviv bertanggung jawab penuh atas kehidupan para tahanan, menekankan bahwa melukai mereka akan mempengaruhi seluruh bangsa Palestina.
Seperti dikutip oleh media lokal, Ketua komisi tersebut, Qadri Abu Bakr mengatakan bahwa penangkapan kembali para tahanan tidak akan melemahkan tekad dan moral para tahanan Palestina di dalam penjara-penjara Israel.
Dua tahanan yang melarikan diri lainnya dilaporkan telah ditangkap oleh keamanan Israel dan pasukan Shin Bet di kota Shibli-Umm al-Ghanam Sabtu pagi (11/9).
Pada dini hari tanggal 6 September, Zubeidi dan lima anggota Jihad Islam membuat terowongan keluar melalui sistem drainase sel mereka dan melarikan diri dari penjara Gilboa.
Baca Juga : Hamas Akan Kondisikan Pertukaran Tahanan dengan Israel untuk Bebaskan Tahanan Penjara Gilbao
Menurut media Israel Empat dari anggota Jihad Islam menjalani hukuman seumur hidup, sementara yang kelima ditahan tanpa dakwaan selama dua tahun di bawah perintah penahanan administratif.
Otoritas penjara menahan narapidana Palestina di bawah kondisi menyedihkan dan tidak memiliki standar higienis yang layak. Para tahanan juga menjadi sasaran siksaan, pelecehan, dan penindasan yang sistematis.
Organisasi hak asasi manusia mengatakan Israel melanggar semua hak dan kebebasan yang diberikan kepada tahanan oleh Konvensi Jenewa Keempat.
Dilaporkan ada lebih dari 7.000 warga Palestina ditahan di penjara-penjara Israel. Ratusan narapidana telah dipenjara di bawah praktik penahanan administratif.
Baca Juga : Pesawat Tempur Israel Bombardir Gaza dalam Agresi Terbaru