Gaza, Purna Warta – Pasukan Israel dituduh membantai warga sipil dalam serangan semalaman terhadap rumah-rumah di kawasan kamp pengungsi Beit Lahiya dan Jabalia, menurut anggota Pertahanan Sipil Palestina di Gaza utara.
Ahmed al-Kahlot, Direktur Pertahanan Sipil di utara, menyampaikan kepada Al Jazeera Arab bahwa tim penyelamat masih terlibat dalam upaya untuk mengeluarkan orang-orang dari reruntuhan tiga rumah yang dihancurkan selama pemboman malam hari.
Baca Juga : Ayatullah Khamanei Tekankan Ikatan Kuat antara Iran dan Kurdi
Di tengah arahan evakuasi Israel baru-baru ini untuk beberapa bagian Rafah, Louise Wateridge, manajer komunikasi UNRWA, mengungkapkan bahwa sekitar 150.000 orang telah meninggalkan Rafah.
Dia mengamati pemandangan keluarga yang buru-buru berkemas dan jalan-jalan yang sepi aktivitas di Rafah barat pada Sabtu pagi.
Menurut tentara Israel, sekitar 300.000 orang telah meninggalkan Rafah timur menyusul arahan evakuasi yang dikeluarkan untuk kota Gaza selatan awal pekan ini.
Militer mencatat adanya migrasi menuju wilayah kemanusiaan di Al-Mawasi sejak perintah tersebut dikeluarkan pada hari Senin.
Laporan PBB baru-baru ini menunjukkan lebih dari 100.000 orang telah meninggalkan Rafah dalam beberapa hari terakhir, menyoroti eksodus besar-besaran yang dipicu oleh mandat evakuasi militer dan peningkatan kampanye pemboman di Rafah timur.
Jumlah korban tewas kumulatif dalam serangan Israel di Gaza sejak awal perang telah mencapai 34.971 orang, berdasarkan angka terbaru yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan di wilayah yang terkepung.
Baca Juga : Di PBB, Iran Keluhkan Pembatasan yang Hambat Kemajuan Tekhnologi Negara-Negara Berkembang
Tim penyelamat memperkirakan lebih dari 10.000 jenazah masih terjebak di bawah puing-puing yang belum dapat diambil.
Selain itu, Kementerian Kesehatan melaporkan 78.641 orang menderita luka-luka sejak 7 Oktober.