Al-Quds, Purna Warta – Dengan mempromosikan hubungannya dengan perusahaan Amerika Pfizer dan CEO-nya, perdana menteri Israel berharap mendapatkan lebih banyak suara dalam pemilihan parlemen mendatang di Palestina yang diduduki.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dengan harapan untuk meraup suara dalam pemilihan mendatang di Palestina yang diduduki, dalam beberapa hari terakhir telah menghabiskan waktunya untuk mempromosikan hubungannya dengan Albert Borla, CEO Pfizer, sebuah perusahaan farmasi Amerika Serikat dengan pemegang saham orang-orang Israel.
Menurut Jerusalem Post, CEO dan kepala Pfizer, pembuat vaksin korona Amerika Serikat, yang sebelumnya digambarkan oleh media Zionis bahwa dia sebagai orang Israel yang fanatik, diketahui atau tidak dia sudah terlibat dalam kampanye Netanyahu.
Borla mengatakan Netanyahu telah menghubunginya sebanyak 30 kali dan dilaporkan memiliki jumlah kontak yang sama dengan Zionis lain, Tal Zach, mantan spesialis senior di perusahaan Amerika Moderna, pembuat vaksin korona Amerika lainnya.
Menurut laporan itu, Borla mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Netanyahu meneleponnya pada pukul 3 pagi waktu Palestina dan pihaknya meminta vaksin.
Menurut Jerusalem Post, sementara Netanyahu ingin meyakinkan publik bahwa dialah satu-satunya yang membuat kesepakatan seperti itu (membeli vaksin), manajer Pfizer mengatakan bahwa vaksin akan dijual di mana saja sesuai permintaan, terlepas dari individu manapun.
Oleh karena itu, dalam wawancara dengan Channel 13, Perdana Menteri Israel mengakui bahwa dia terlalu memperhatikan masalah ini sebagai alat memenangkan suara, di sisi lain dia tidak memperhatikan masalah lain seperti penggunaan kompromi perjanjian untuk kampanye.
Sebelumnya, media Israel telah memberitakan bahwa beberapa eksekutif senior perusahaan Amerika Serikat Pfizer dan Moderna, yang telah memproduksi vaksin ini di berbagai negara di dunia adalah seorang Zionis yang pernah berimigrasi ke Amerika Serikat.
Netanyahu berusaha untuk memenangkan suara dengan menggunakan koneksi ini, sementara Amerika Serikat, meskipun telah divaksinasi dengan dua vaksin ini, masih memiliki jumlah pasien dan korban virus corona tertinggi di dunia, dan jumlah korban telah melebihi 554.000 orang sedangkan Jumlah pasien yang terinfeksi virus ini mendekati 30.500.000 orang.
Selain itu, terdapat banyak laporan kematian dan gejala yang parah setelah dilakukan suntikan Pfizer dan Moderna di Amerika Serikat dan negara lain yang telah menyetujui penggunaan vaksin ini.
Sementara itu, tiga hari sebelum pemilihan umum di Palestina yang diduduki, jajak pendapat menunjukkan bahwa rezim Zionis berada dalam kebuntuan politik.
Menurut Jerusalem Post, jajak pendapat pra-pemilihan terbaru di bawah undang-undang pemilihan Israel, menunjukkan bahwa tidak ada koalisi sayap kanan atau sayap kiri yang dapat mencapai 61 kursi Knesset.
Pemilihan umum keempat di Palestina yang diduduki dalam dua tahun terakhir dijadwalkan akan dilaksanakan pada 23 Maret 2021.
Baca juga: Hasil Jajak Pendapat Baru-Baru ini di Palestina yang Diduduki