Tepi Barat, Purna Warta – Pasukan Israel melakukan penangkapan dan penggerebekan besar-besaran di Tepi Barat yang diduduki semalam, menahan sedikitnya 20 warga Palestina di beberapa provinsi, menurut Masyarakat Tahanan Palestina.
Operasi tersebut memicu konfrontasi yang mengakibatkan beberapa warga Palestina terluka.
Tentara Israel menangkap sedikitnya 20 warga Palestina dari Tepi Barat yang diduduki, termasuk mantan tahanan, selama operasi semalam, Masyarakat Tahanan Palestina melaporkan.
Operasi penangkapan dipusatkan di Hebron (al-Khalil), Ramallah, Yerusalem al-Quds, Qalqilya, dan Nablus, yang menyoroti peningkatan langkah-langkah keamanan di seluruh wilayah.
Bulan Sabit Merah Palestina mengonfirmasi bahwa lima warga Palestina, termasuk seorang anak, terluka akibat tembakan pasukan Israel selama konfrontasi di kamp pengungsi Jalazone, sebelah utara Ramallah.
Sebelumnya, kantor berita Wafa melaporkan bahwa pasukan Israel menyerbu kediaman wali kota Hebron, yang menggarisbawahi dampak kehadiran militer yang terus berlanjut dan meluas pada kehidupan sehari-hari di kota tersebut.
Kota Tua Hebron masih sangat dibatasi, dengan lebih dari 100 pos pemeriksaan dan gerbang Israel yang membatasi pergerakan warga Palestina. Penduduk setempat menggambarkan daerah tersebut menyerupai “penjara”, dan bisnis sering kali tutup atau memasang jaring pelindung untuk melindungi dari puing-puing yang dilemparkan oleh para pemukim yang tinggal di atasnya.
Pihak berwenang Israel memberlakukan pembatasan pada kendaraan warga Palestina di 65 jalan menuju pusat kota Hebron, termasuk Jalan al-Shuhada yang secara historis penting. Tentara bersenjata secara rutin berpatroli di Kota Tua, sering kali mengawal kelompok-kelompok pemukim Israel.
Organisasi hak asasi manusia Israel, B’Tselem, telah menyatakan bahwa “penganiayaan dan pelecehan sistematis terhadap warga Palestina oleh para pemukim telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan di Hebron,” yang selanjutnya menjelaskan dampak pendudukan militer dan perluasan pemukiman terhadap warga Palestina.
Penangkapan dan pembatasan tersebut menggambarkan ketegangan dan tantangan yang sedang berlangsung di Tepi Barat, karena warga Palestina menghadapi pengawasan yang ketat, mobilitas terbatas, dan seringnya bentrokan dengan pasukan Israel.