Beijing, Purna Warta – Menteri Luar Negeri China Wang Yi telah menegaskan kembali sikap Beijing terhadap konflik Palestina-Israel. Ia menyerukan pembentukan segera Negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
“Mendirikan Negara Palestina yang merdeka tidak boleh ditunda tanpa batas waktu. Hak-hak hukum orang-orang Arab tidak boleh diabaikan dalam waktu lama,” kata Wang kepada rekannya dari Mesir Sameh Shoukry dan Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul-Gheit pada hari Minggu (18/7).
“Otoritas Palestina harus diberi kekuasaan sebagai badan pengatur di berbagai bidang, termasuk keamanan dan keuangan nasional,” kata diplomat China itu.
Wang juga mengatakan persatuan harus diperkuat di antara semua kelompok. Dia berharap kelompok-kelompok tersebut dapat mencapai konsensus tentang bagaimana menyelesaikan konflik Palestina-Israel.
Dia juga mendorong pejabat Palestina dan Israel untuk memulai kembali pembicaraan berdasarkan apa yang disebut solusi dua negara.
Wang juga menyambut baik kedua belah pihak untuk bernegosiasi di China. Ia menyerukan solusi “komprehensif, tahan lama, dan adil” untuk konflik regional.
Tahun lalu, Presiden China Xi Jinping menekankan hak warga Palestina untuk bernegara. Dia mengatakan apa yang disebut solusi dua negara adalah jalan keluar yang tepat dari konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
Dalam percakapan telepon dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada 20 Juli 2020, Xi menyatakan dukungan Beijing untuk rakyat Palestina. Ia menggambarkan Palestina sebagai masalah inti di kawasan Timur Tengah.
Dia mengatakan bahwa masalah Palestina mempengaruhi perdamaian dan stabilitas regional serta keadilan internasional, posisi China dalam kasus ini konsisten dan jelas.
“China mendukung solusi dua negara sebagai arah yang benar dan berpegang teguh pada dialog dan negosiasi dengan pijakan yang setara,” kata Xi.
Presiden China menyerukan masyarakat internasional untuk mengambil posisi yang objektif dan adil serta meningkatkan upaya untuk mempromosikan perdamaian.
Pada gilirannya, Abbas memuji upaya China untuk menegakkan keadilan atas masalah Palestina dan menjaga hak dan kepentingan sah rakyat Palestina.
Dia mengatakan bahwa telah terbukti berkali-kali bahwa China adalah teman yang dapat diandalkan bagi rakyat Palestina.
Israel menduduki Tepi Barat dan Yerusalem Timur al-Quds selama Perang Enam Hari pada tahun 1967. Israel kemudian mencaplok Yerusalem Timur al-Quds dalam sebuah langkah yang tidak diakui oleh masyarakat internasional.
Palestina menginginkan penyelesaian konflik dengan Israel berdasarkan apa yang disebut solusi dua negara di sepanjang perbatasan pra-1967.
Namun, para pejabat Israel bersikeras mempertahankan pendudukan wilayah Palestina.