Gaza, Purna Warta – Serangan udara Israel yang dahsyat di sebuah sekolah di Kota Gaza telah menewaskan puluhan warga sipil, dengan banyak mayat korban yang hancur terpotong-potong hingga tak dapat dikenali lagi.
Pembantaian brutal warga sipil oleh tentara Zionis telah memicu kecaman global dan seruan baru untuk gencatan senjata.
Baca juga: Israel Hancurkan Bangunan di Gaza untuk Ciptakan Zona Penyangga
Militer Israel melancarkan serangan udara mematikan di Sekolah al-Tabin di Kota Gaza, yang mengakibatkan kematian sekitar 100 warga sipil Palestina, menurut sumber-sumber lokal.
Serangan itu menargetkan area sholat sekolah, tempat warga sipil yang mengungsi berkumpul untuk sholat.
Mayat korban hancur tercabik-cabik oleh kekuatan ledakan, dan beberapa jam setelah serangan, para penyintas dan petugas medis masih mengumpulkan potongan-potongan tubuh yang berserakan.
Tim pertahanan sipil terus mencari mereka yang masih hilang di tengah kehancuran.
Paramedis di lokasi kejadian melaporkan bahwa mereka tidak dapat menemukan jenazah yang masih utuh, dengan sisa-sisa jasad berserakan di seluruh gedung.
Para saksi menggambarkan kejadian itu sebagai bencana, dengan potongan-potongan tubuh dikumpulkan dalam selimut, masing-masing berisi sisa-sisa beberapa individu.
Tingkat kebrutalan serangan itu terus terungkap, dengan kesaksian yang lebih mengerikan bermunculan.
Staf medis di Rumah Sakit Arab al-Ahli, tempat banyak korban luka dibawa, menggambarkan gelombang besar korban luka.
Beberapa korban luka memerlukan operasi segera, dengan dokter harus mengeluarkan potongan-potongan tubuh korban lain yang telah tertanam di tubuh korban luka.
Awak pertahanan sipil di lokasi bom juga berbagi cerita tentang anggota keluarga yang mencari anak-anak yang hilang dalam ledakan itu dengan sia-sia.
Kecaman telah mengalir dari seluruh dunia setelah serangan udara genosida rezim Israel di sekolah yang berubah menjadi tempat perlindungan itu.
Menanggapi serangan itu, Menteri Pembangunan Internasional Kanada, Ahmed Hussen, mengutuk serangan itu, dengan menyatakan, “Hukum humaniter internasional harus ditegakkan untuk melindungi warga sipil.” Ia menyerukan gencatan senjata segera dan pembebasan sandera.
Phil Gordon, penasihat keamanan nasional Wakil Presiden AS Kamala Harris, juga menyatakan keprihatinan yang mendalam, mendesak Israel untuk mengambil tindakan guna meminimalkan korban sipil. “Terlalu banyak warga Palestina yang tidak bersalah telah terbunuh,” kata Gordon, menekankan urgensi gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan.
Baca juga: [VIDEO] – Drone Siluman Baru Milik Iran Pantau Kapal Perang AS dan Spanyol di Teluk Persia
Harris, ketika ditanya tanggapannya terhadap serangan itu, menegaskan kembali bahwa “terlalu banyak warga sipil telah terbunuh.”
Serangan itu merupakan bagian dari perang genosida yang lebih luas di Gaza, di mana sedikitnya 39.790 orang telah tewas dan 92.002 orang terluka sejak permusuhan dimulai.
Lebih dari 10 bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada 6 Mei.