Mantan Politisi Israel Didakwa Karena Menjadi Mata-Mata Untuk Iran

Purna Warta – Seorang mantan politisi Israel saat ini telah didakwa atas tuduhan yang diajukan terhadapnya oleh dinas mata-mata internal rezim, Shin Bet atas keterlibatannya dalam dugaan kegiatan spionase yang mendukung Iran.

The Times of Israel, mengidentifikasi terpidana adalah seorang pengusaha bernama Yaqoub Abu al-Qia’an. Orang tersebut dikatakan terkait dengan Partai Telem mantan menteri luar negeri Israel Moshe Yaalon dan pernah mencalonkan diri karena bergabung dengan Knesset dalam daftar partai sayap kanan.

Hukuman itu dikeluarkan oleh Pengadilan Distrik Selatan di kota Beersheba yang terletak di bagian tengah wilayah pendudukan pada hari Senin (12/7).

“Qia’an yang juga pernah menjadi ketua juru kampanye yang mendukung Partai Ra’am Knesset didakwa memberikan informasi kepada intelijen Iran melalui kontak di Lebanon,” tulis surat kabar tersebut.

Sebelumnya laporan tersebut hanya mengidentifikasi Qia’an sebagai warga Israel yang telah melakukan pelanggaran keamanan serius.

Saluran 12 Israel menuduh bahwa dia telah memberikan informasi kepada seorang perantara yang berbasis di Lebanon tentang pergerakan Benny Gantz yang saat ini menjadi menteri urusan militer rezim tersebut.

“Sebagai bagian dari kontak ini Abu al-Qia’an memberikan informasi baru tentang apa yang terjadi di Israel,” kata Shin Bet.

Layanan mata-mata menuduh bahwa hal tersebut telah berjalan selama beberapa tahun terakhir.

Kampanye tersebut diklaim telah difokuskan pada dugaan upaya Iran dan gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon untuk mendapatkan informasi untuk menyerang tokoh senior dalam militer rezim Israel.

Al-Qia’an yang ditangkap pada 10 Juni dan ditahan selama tiga minggu tanpa bisa mencari perwakilan hukum. Kabarnya dia telah membantah tuduhan tersebut.

Pengacaranya mencatat bahwa dia telah dibebaskan dari tahanan dan mengatakan bahwa hal tersebut membuktikan bahwa dia tidak bersalah.

Pihak berwenang Iran dan Hizbullah belum mengomentari klaim tersebut sejauh ini.

Ini bukan pertama kalinya seorang mantan politisi Israel didakwa oleh rezim atas tuduhan kegiatan spionase yang mendukung Republik Islam Iran.

Pada tahun 2018 Shin Bet meletakkan jarinya pada mantan menteri energi Israel Gonen Segev yang kemudian didakwa dengan tuduhan spionase serius dan mengirim informasi ke musuh.

Setahun kemudian, Segev setuju untuk mengaku bersalah atas dakwaan dan menjalani hukuman penjara lebih dari satu dekade.

Rezim itu sendiri telah merekrut semua kapasitasnya untuk kegiatan spionase menargetkan Republik Islam Iran. Mossad merupakan agen mata-mata utama Israel dan diberi peran terbesar dalam kampanye tersebut.

Di masa lalu rezim Israel telah membunuh setidaknya tujuh ilmuwan nuklir Iran berdasarkan intelijen yang disampaikan oleh badan tersebut.

Israel juga telah terlibat dalam melakukan beberapa kegiatan sabotase yang menargetkan program energi nuklir Iran.

Bagaimanapun upayanya tidak hanya tidak berhasil membuat Iran berhenti menggunakan haknya untuk mengembangkan teknologi nuklir damai, tetapi juga telah mendorong negara tersebut untuk muncul lebih kuat di kawasan setelah upaya sabotase.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *