Yerusalem, Purna Warta – Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari Palestina, Mahmoud Abbas, pada hari Senin membahas peningkatan ketegangan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, kata sebuah pernyataan Kremlin, Seperti dilaporkan Anadolu.
Dalam panggilan telepon yang diprakarsai oleh Mahmoud Abbas itu, kata pernyataan itu, kedua pemimpin menyatakan harapan bahwa situasinya tidak akan berubah menjadi konfrontasi Palestina-Israel skala besar.
Baca Juga : Islamofobia Makin Merebak, 55% Siswa di Amerika Merasa Tidak Aman
“Dalam percakapan itu] telah ditekankan pentingnya memulai kembali dialog langsung antara Palestina dan Israel, khususnya, di bawah naungan Kuartet mediator internasional,” tambahnya.
Didirikan di Madrid pada tahun 2002, Kuartet di Timur Tengah terdiri dari PBB, Uni Eropa, AS dan Rusia.
Putin dan Abbas juga membahas kerja sama bilateral dalam perdagangan dan ekonomi, dan menegaskan komitmen bersama untuk pengembangan hubungan lebih lanjut, kata pernyataan itu.
Presiden Rusia juga membahas situasi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur dengan timpalannya dari Aljazair Abdelmadjid Tebboune.
Baca Juga : Lulus Uji Coba, Drone Iran yang Dinamai “Gaza” Siap Beroperasi
Dalam sebuah pernyataan, Kremlin mengatakan Putin dan Tebboune menekankan pentingnya mengintensifkan upaya internasional untuk penyelesaian Timur Tengah.
Ketegangan meningkat di seluruh wilayah Palestina sejak awal April di tengah kampanye penangkapan Israel yang berulang di Tepi Barat.
Pada hari Jumat, puluhan warga Palestina terluka oleh pasukan Israel setelah mereka menyerbu Masjid Al-Aqsa.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel 1967. Ini mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional
Baca Juga : Ismail Haniyeh dan Sheikh Al-Azhar Lakukan Percakapan Telepon Soal Perkembangan Al-Quds