Ma’ariv: Pertemuan Istanbul untuk Gencatan Senjata Gaza, Meminggirkan Netanyahu

Netanyahu

Ankara, Purna Warta – Sebuah media Zionis mengakui bahwa inisiatif Turki untuk menyelenggarakan pertemuan menteri luar negeri negara-negara Arab dan Islam di Istanbul terkait gencatan senjata, seiring dukungan Presiden AS Donald Trump terhadap peran Turki di masa depan Gaza, telah membuat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terisolasi dan terdorong ke posisi pinggir.

Surat kabar Israel Ma’ariv hari ini menyatakan bahwa pertemuan Istanbul yang dipimpin oleh Turki untuk menstabilkan gencatan senjata di Gaza akan meminggirkan Netanyahu.

Berdasarkan laporan pemberitaan, pertemuan yang dihadiri oleh menteri luar negeri beberapa negara Arab dan Islam ini bertujuan menekan Israel agar mematuhi gencatan senjata serta mempercepat persetujuan penempatan pasukan internasional untuk menciptakan stabilitas di Gaza. Para pejabat negara-negara tersebut juga diperkirakan akan meminta Washington untuk terus menekan Netanyahu agar menghapus hambatan pelaksanaan kesepakatan dan memperlancar masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Sebelumnya, Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, mengonfirmasi pada Rabu bahwa para mediator tetap berkomunikasi dengan kedua belah pihak untuk menjaga gencatan senjata.

Sementara itu, Dia Rashwan, kepala layanan informasi Mesir, dalam sebuah wawancara televisi menyatakan bahwa Netanyahu “tidak ingin tahap kedua” dari kesepakatan—yang mencakup pembentukan negara Palestina—tercapai, dan ia berupaya menciptakan ketegangan serta perubahan di arena politik domestik wilayah pendudukan.

Wall Street Journal melaporkan bahwa Netanyahu merupakan salah satu penghalang utama pembentukan pasukan internasional untuk menstabilkan Gaza. Secara paralel, ia menentang setiap peran bagi pasukan keamanan Turki di Gaza dan menekankan bahwa Israel memandang Turki sebagai aktor yang bermusuhan di wilayah tersebut dan tidak seharusnya memiliki peran dalam pengelolaan masa depan Gaza. Posisi ini, menurut laporan, mendapat dukungan penuh dari Amerika Serikat dan telah memperdalam ketegangan antara Washington dan Tel Aviv.

Namun, Abdel Mahdi Mataw, seorang analis Palestina, meragukan bahwa pertemuan Istanbul dapat mengatasi hambatan-hambatan utama, terutama terkait keterlibatan Ankara, mengingat tekanan besar Israel terhadap AS untuk menghapus setiap partisipasi Turki dalam masa depan Gaza.

Pertemuan hari ini di Istanbul diperkirakan akan dihadiri oleh menteri luar negeri negara-negara Arab dan Islam, termasuk Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Yordania, Pakistan, dan Indonesia, yang sebelumnya bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di New York pada September, untuk membahas gencatan senjata di Gaza.

Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, menyatakan bahwa pembicaraan ini akan berfokus pada pemeliharaan gencatan senjata di Gaza dan transisi ke tahap kedua yang mencakup pasukan internasional penstabil. Sebagai tuan rumah, Fidan diperkirakan akan menekankan bahwa Israel mencari alasan untuk menghentikan gencatan senjata dan bahwa komunitas internasional harus mengambil sikap tegas terhadap tindakan provokatif Israel.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *