Yerusalem, Purna Warta – Lebih dari 560 pemukim Israel telah menyerbu kompleks Masjid al-Aqsa di Kota Tua al-Quds Timur yang diduduki di bawah perlindungan pasukan rezim dalam provokasi terbaru terhadap rakyat Palestina dan tempat-tempat suci mereka.
Para pemukim menodai Masjid al-Aqsa pada Rabu pagi (22/9) untuk menandai acara keagamaan Yahudi dan melakukan ibadah Talmud di bawah perlindungan penuh pasukan Israel.
Legislator garis keras Israel dan pemukim ekstremis secara teratur menyerbu kompleks Masjid al-Aqsa di kota yang diduduki. Hal tersebut merupakan sebuah langkah provokatif yang membuat marah warga Palestina. Pembobolan pemukim secara massal semacam itu hampir selalu terjadi atas perintah kelompok kuil yang didukung pemerintah Israel dan di bawah naungan polisi Israel di al-Quds.
Pada tanggal 8 September, lusinan pemukim Israel menyerbu kompleks tersebut disertai perlindungan dari pasukan rezim saat orang-orang Yahudi merayakan Tahun Baru mereka, Rosh Hashanah. Kemudian pada hari itu, pemukim memulai tur provokatif di dalam kompleks sebelum keluar melalui Gerbang Rantai.
Kembali pada bulan Mei, seringnya tindakan kekerasan terhadap jamaah Palestina di Masjid al-Aqsa menyebabkan perang 11 hari antara kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza yang terkepung dan rezim Israel. Dimana bentrok tersebut menewaskan sedikitnya 260 warga Palestina, termasuk 66 orang. anak-anak.
Kompleks Masjid al-Aqsa yang terletak tepat di atas alun-alun Tembok Barat menampung Dome of the Rock dan Masjid al-Aqsa.
Kunjungan Yahudi ke al-Aqsa telah diizinkan, tetapi menurut perjanjian yang ditandatangani antara Israel dan pemerintah Yordania setelah pendudukan Israel pada tahun 1967, ibadah non-Muslim di kompleks tersebut dilarang.
Pusat Informasi Palestina melaporkan, setelah kunjungan provokatif pada hari Rabu (22/9), Ekrima Sa’id Sabri, kepala Dewan Tinggi Islam di al-Quds mengatakan bahwa desakan Israel yang mengizinkan pemukim Yahudi untuk mencemari Masjid al-Aqsa dalam jumlah besar mencerminkan niat nyata untuk memaksakan fait accompli baru di situs suci.
“Kelompok pemukim tidak berani menyerbu Masjid al-Aqsha tanpa perlindungan polisi yang ketat, pelanggaran mereka meningkatkan kemarahan penduduk asli Yerusalem, yang merupakan pemilik sah dari tempat-tempat suci,” mantan Mufti Agung al-Quds mengatakan dengan tegas dalam siaran persnya pada hari Rabu (22/9).
Sabri juga mendesak penduduk Palestina khususnya al-Quds dan semua jamaah Muslim yang memiliki akses ke masjid pada umumnya untuk sering mengunjungi tempat suci dan mengintensifkan kehadiran mereka di halamannya untuk mencegah pembobolan pemukim Yahudi semacam itu.
Tokoh agama itu juga menekankan bahwa provokasi oleh pemukim Israel seperti itu tidak akan menghalangi orang-orang Yerusalem untuk terus mempertahankan tempat-tempat suci mereka meskipun hal tersebut berisiko mendapatkan berbagai tanggapan dari pasukan Israel.
Palestina menginginkan Tepi Barat yang diduduki sebagai bagian dari negara merdeka masa depan mereka dengan al-Quds Timur sebagai ibu kotanya.