Al-Quds, Purna Warta – Sebuah situs berita Palestina melaporkan bahwa Menteri Perang Tel Aviv telah melakukan perjalanan ke Arab Saudi setelah sumber berbahasa Ibrani melaporkan adanya pesawat Zionis yang mendarat di Bandara Internasional Riyadh.
Sebuah situs berita Palestina mengutip sumber-sumber Ibrani yang mengatakan bahwa Menteri Perang Israel Bani Gantz telah melakukan perjalanan ke Arab Saudi.
Sumber pemberitaan Emirat mengatakan bahwa Menteri Perang Tel Aviv telah melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk menandatangani beberapa perjanjian senilai seratus juta dolar.
Laporan tersebut muncul ketika sumber pemberitaan berbahasa Ibrani melaporkan pada hari Selasa (26/10) bahwa sebuah pesawat Zionis telah mendarat di Bandara Internasional Riyadh untuk pertama kalinya.
Sumber-sumber Zionis mengatakan pesawat itu milik seorang pria kaya yang terbang dari Bandara Ben Gurion ke Arab Saudi dengan pesawat pribadinya setelah berhenti sebentar di Bandara Amman, namun nama orang ini tidak disebutkan di media pemberitaan manapun.
Sekitar tiga jam setelah pengumuman itu, Ita Blumenthal, seorang koresponden militer untuk Jaringan Kan melaporkan bahwa Menteri Perang Israel telah melakukan perjalanan keamanan rahasia, di mana ia berbicara dengan beberapa pejabat keamanan Arab Saudi mengenai perkembangan hubungan dan kerja sama.
Wartawan pusat penyiaran rezim Zionis melanjutkan laporannya dengan menyebutkan bahwa penyebutan nama negara tujuan telah dilarang.
Namun, beberapa media Ibrani melaporkan bahwa tujuan perjalanan rahasia Gantz adalah Singapura.
Tapi Palestine Al-Youm melaporkan pada Jumat malam bahwa Gantz telah melakukan perjalanan ke Arab Saudi dan laporan itu diterbitkan sementara surat kabar berbahasa Ibrani Glabz baru-baru ini melaporkan penandatanganan kontrak beberapa perusahaan Saudi dengan Israel melalui Bahrain dan UEA.
Surat kabar itu mengutip sebuah sumber di negara-negara Teluk Arab yang mengatakan bahwa nilai transaksi itu lebih dari seratus juta dolar.
Laporan kunjungan rahasia Gantz datang ketika surat kabar berbahasa Ibrani, Israel Hume baru-baru ini melaporkan bahwa menteri luar negeri Saudi, dalam menanggapi pertanyaan tentang apakah Riyadh akan menormalkan hubungan dengan Tel Aviv mengatakan: “Israel selalu membantu stabilitas menuju perdamaian di kawasan.”
Menteri Luar Negeri Saudi menambahkan bahwa Arab Saudi yakin satu-satunya cara untuk mencapai stabilitas penuh adalah dengan menyelesaikan masalah Palestina, dan negara Palestina harus didirikan dengan ibu kota Yerusalem dan harus memiliki kedaulatan.
“Saya tidak tahu apakah ini akan segera terjadi atau tidak, karena itu sangat tergantung pada kemajuan dalam proses perdamaian,” Faisal bin Farhan sebelumnya mengatakan dalam sebuah wawancara dengan jaringan CNN dalam menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan normalisasi hubungan antara Riyadh dan Tel Aviv.
Menteri luar negeri Saudi juga menyatakan: “Oleh karena itu, opsi normalisasi hubungan pasti ada di atas meja, meskipun hal tersebut telah dikenal sebagai rencana perdamaian Arab sejak tahun 2002.”
Rencana Perdamaian Arab disetujui oleh semua negara anggota pada KTT Arab di Beirut, Lebanon, pada Maret 2002, termasuk ketentuan yang mencegah normalisasi hubungan dengan rezim Zionis sampai Tel Aviv berkomitmen untuk memulihkan hak-hak Palestina di bawah resolusi internasional dan menarik diri dari wilayah negara-negara Arab yang didudukinya pada tahun 1967.