Al-Quds, Purna Warta – Dalam sebuah pernyataan, Komite Perlawanan menegaskan bahwa keputusan Kazakhstan ini merupakan “hadiah” bagi rezim fasis Israel dan para pemimpinnya atas perang genosida yang dilakukan terhadap rakyat Palestina.
Pernyataan itu menyebutkan: bergabungnya Kazakhstan ke dalam Abraham Accords setelah dua tahun pembersihan etnis, pembantaian, dan penghancuran sistematis, merupakan upaya memutihkan tangan para kriminal Zionis yang berlumuran darah rakyat Palestina — dan mencerminkan kemerosotan moral yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Komite Perlawanan Palestina meminta pemerintah Kazakhstan untuk segera menarik diri dari keputusan “tidak dapat diterima dan tidak dapat dibenarkan” tersebut, khususnya di saat gelombang isolasi dan embargo terhadap rezim Israel dan para pemimpinnya — yang kini menghadapi proses hukum internasional — semakin meningkat.
Komite tersebut menegaskan bahwa segala bentuk normalisasi dengan Israel adalah tikaman dari belakang terhadap rakyat Palestina, sekaligus merendahkan darah puluhan ribu syuhada dan korban luka yang menjadi sasaran mesin pembantaian Zionis dengan dukungan langsung dari Amerika Serikat.


