Tehran, Purna Warta – Komandan Kepala Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, Mayjen Hossein Salami telah menegaskan kembali dukungan Iran untuk bangsa Palestina setelah faksi perlawanan Hamas dan Jihad Islam meraih kemenangan selama agresi militer Israel.
Salami membuat pernyataan pada Sabtu (22/5) dalam percakapan telepon terpisah dengan Ismail Haniyeh dan Ziyad al-Nakhalah, pemimpin gerakan perlawanan Hamas dan Jihad Islam.
Baca Juga : Mantan Menhan Israel Untuk Pertama Kalinya Akui Kekalahan Rezim Zionis
Berbicara kepada Haniyeh, Salami memuji pencapaian terbaru yang dibuat oleh kelompok perlawanan Palestina dengan mengatakan, “Iran siap memberikan semua jenis bantuan kepada bangsa Palestina dan pasukan perlawanan di semua bidang dan tidak akan menyia-nyiakan upaya dalam hal ini.”
Haniyeh, pada bagiannya, sangat menghargai sikap tegas Iran terhadap hak-hak Palestina di berbagai bidang politik dan lapangan serta posisinya di samping Palestina dan kelompok perlawanan.
“Perlawanan Palestina menciptakan nuansa heroisme nan epik dan mengalahkan intimidasi Zionis,” katanya. “Keseimbangan kekuatan telah berubah di medan perang, dan bangsa Palestina di seluruh negeri dan bahkan di luar negeri telah menolak pendudukan serta kebijakan dan tindakannya.”
Selain itu, di sesi lain, selama panggilan telepon dengan Nakhalah, Salami menekankan bahwa IRGC “tidak akan pernah meninggalkan bangsa Palestina sendirian.”
Baca Juga : [FOTO] – Para Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Diserang Menggunakan Petasan di Times Square
Pemimpin Jihad Islam, pada bagiannya, berterima kasih kepada Jenderal Qassem Soleimani, mantan komandan Pasukan Quds IRGC, atas upayanya untuk mencapai dan mengkonsolidasikan kemenangan perlawanan Hamas dan kelompok lainnya. Jenderal Soleimani, komandan anti-teror legendaris Iran, tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di dekat Bandara Internasional Baghdad tahun lalu.
“Anda bersama kami di segala bidang, Anda adalah mitra kami dalam mewujudkan kemenangan, dan [di masa depan] Anda akan bersama kami untuk pembebasan Yerusalem al-Quds,” kata Nakhalah.
Dia juga mencatat bahwa konflik terbaru dengan musuh Zionis menyebabkan “aliansi yang belum pernah terjadi sebelumnya” di antara kelompok Palestina.
“Pertempuran ini terjadi dalam kerangka front kohesif dan terkoordinasi yang percaya pada pembebasan al-Quds dan mencoba untuk mempertahankannya,” tambahnya.
Israel melancarkan kampanye pengeboman berdarah di Gaza pada 10 Mei setelah pelecehan terhadap warga Palestina di Yerusalem al-Quds dan upaya untuk mencuri tanah mereka di lingkungan kota Sheikh Jarrah.
Baca Juga : [FOTO] – Jaminan Keamanan di Kompleks Masjid Al-Aqsa Dilanggar Israel
Rezim pendudukan mengumumkan gencatan senjata sepihak pada hari Jumat, yang diterima oleh kelompok perlawanan Palestina di Gaza dengan mediasi Mesir.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 248 warga Palestina tewas dalam serangan Israel, termasuk 66 anak-anak dan 39 wanita, dan setidaknya 1.910 lainnya terluka.
Selama pertempuran, faksi perlawanan yang berbasis di Gaza menembakkan roket ke wilayah pendudukan sebagai tanggapan atas pertumpahan darah Israel.