Gaza, Purna Warta – Direktur Eksekutif Perempuan PBB Sima Bahous mendesak gencatan senjata di Gaza, menekankan kebutuhan mendesak akan bantuan kemanusiaan karena perempuan di wilayah tersebut menghadapi keadaan yang mengerikan.
“Perempuan di Gaza melahirkan tanpa air. Mereka kekurangan makanan, tempat tinggal, dan fasilitas sanitasi. Mereka mengalami kesulitan yang tak terbayangkan,” kata Bahous, seraya menambahkan, “Apa yang sangat dibutuhkan oleh perempuan di Gaza adalah penghentian permusuhan dan bantuan kemanusiaan.”
Sejak 7 Oktober 2023, lebih dari 9.000 perempuan kehilangan nyawa, dan lebih dari 23.000 perempuan terluka dalam serangan tentara Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Status lebih dari 2.000 perempuan hilang di Gaza masih belum diketahui.
Selain itu, sistem layanan kesehatan di Gaza telah runtuh akibat serangan Israel, menyebabkan sekitar 60.000 wanita hamil tidak dapat mengakses layanan kesehatan, sehingga membahayakan kehidupan wanita Palestina dan bayi mereka.
Israel telah melancarkan kampanye militer mematikan di wilayah Palestina sejak 7 Oktober dan memberlakukan blokade dahsyat yang menyebabkan sebagian besar penduduk, terutama di Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
Lebih dari 32.200 warga Palestina tewas dan lebih dari 74.500 orang terluka dalam serangan Israel, yang mengakibatkan kehancuran yang meluas dan kekurangan pasokan penting.
Perang Israel telah memaksa 85% penduduk Gaza mengungsi, di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Selain itu, 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara yang dikeluarkan pada bulan Januari menginstruksikan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan memastikan penyediaan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Gaza.