Kepala RS Gaza yang Terluka Meminta Bantuan di Tengah Serangan Israel

Gaza, Purna Warta – Kepala RS Gaza, yang dikepung dan diserang oleh militer Israel, telah meminta masyarakat internasional untuk mengakhiri “kampanye pemusnahan” yang sedang berlangsung di wilayah Palestina bagian utara.

Baca juga: Jerman Sepakati Pembicaraan Nuklir dengan Iran, Inggris dan Prancis

Dr. Hussam Abu Safia, kepala RS Kamal Adwan di Beit Lahiya, Gaza meminta bantuan dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Senin, sehari setelah ia terluka dalam serangan udara Israel di fasilitas medis tersebut.

“Atas nama saya sendiri dan staf sistem perawatan kesehatan ini, kami menuntut tindakan dari dunia. Kami menyerukan kepada Organisasi Kesehatan Dunia, lembaga internasional, dan komunitas kemanusiaan” untuk segera campur tangan dan memberikan perlindungan bagi pusat-pusat medis dan para pekerja, katanya.

Abu Safia juga mencatat bahwa bekerja di dalam Rumah Sakit Kamal Adwan menjadi berbahaya, yang telah dikepung selama 50 hari dan dibom secara langsung setiap hari dalam seminggu terakhir.

Penargetan rumah sakit tersebut, tambahnya, dengan jelas menunjukkan niat Israel untuk menghalangi kemampuan staf medis Palestina untuk memberikan layanan kemanusiaan.

“Kami terus menderita dan mati sementara dunia tetap diam, gagal menghentikan pertumpahan darah yang tak henti-hentinya di Jalur Gaza utara. Setiap hari, kami menyaksikan penderitaan yang mengerikan dan pemandangan berdarah di rumah sakit Kamal Adwan,” tegasnya.

Abu Safia lebih lanjut mengatakan bahwa banyak rumah di Gaza yang menjadi sasaran militer Israel telah menjadi “kuburan bagi penghuninya” karena tidak ada alat untuk menyelamatkan mereka yang terjebak di bawah reruntuhan.

“Inilah kenyataan yang kita hadapi: kampanye pemusnahan yang sesungguhnya, yang menargetkan semua hal di Jalur Gaza utara, termasuk sistem perawatan kesehatan kita,” tegasnya.

“Kita menjadi sasaran setiap hari—baik oleh bom, penembakan, quadcopter, atau helikopter Apache.”

Israel melancarkan serangan genosida di Gaza pada 7 Oktober 2023, setelah kelompok perlawanan Hamas Palestina melakukan operasi bersejarah terhadap entitas perampas kekuasaan sebagai balasan atas kekejamannya yang meningkat terhadap rakyat Palestina.

Baca juga: Hizbullah Pecahkan Rekor Operasi Anti-Israel

Sejauh ini, rezim pendudukan telah menewaskan sedikitnya 44.211 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai 104.567 lainnya, di Gaza.

Bulan lalu, Israel mengintensifkan serangannya di Jalur Gaza utara, memutus wilayah tersebut dari wilayah lainnya, dan memblokir hampir semua bantuan pangan untuk memasuki wilayah tersebut.

Israel juga mencegah kembalinya warga Palestina, yang secara paksa mengungsi dari rumah mereka di Gaza utara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *