Gaza, Purna Warta – Kepala Rumah Sakit Al-Shifa di Jalur Gaza mengatakan bahwa tahanan Palestina di penjara rezim Zionis Israel menghadapi kekurangan air dan makanan yang parah serta menjadi sasaran penyiksaan dan pelecehan.
Baca juga: Iran Kutuk Pelecehan terhadap Pemilih Iran di Luar Negeri
Berbicara kepada wartawan pada hari Senin, Mohammed Abu Salmiya mengatakan bahwa rezim Israel tidak menyediakan layanan medis bagi tahanan di penjaranya tetapi menyerang mereka dengan melanggar konvensi internasional.
Setelah serangan agresifnya di Jalur Gaza, tentara Israel menahan ribuan warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak kecil, sebagai tawanan, tambahnya.
Staf Rumah Sakit Al-Shifa termasuk di antara tahanan tersebut, katanya.
Sebelumnya, media mengungkap bahwa kondisi penahanan tahanan Palestina di penjara Israel mirip dengan pusat penahanan Guantanamo yang terkenal di Amerika Serikat, ungkapnya. Ratusan staf medis menjadi sasaran rezim pendudukan dan beberapa tahanan menjadi martir karena penyiksaan di penjara, kata Abu Salmiya. Kepala Rumah Sakit Al-Shifa mendesak organisasi internasional untuk mengunjungi penjara rezim Zionis tempat tahanan Palestina ditahan, tambahnya. Kami akan membangun kembali Jalur Gaza dan Rumah Sakit Al-Shifa, tegasnya.
Baca juga: Gaza Tahan Serangan Israel yang Meningkat Saat Korban Bertambah
Rezim Israel telah menangkap lebih dari 9.450 warga Palestina di Tepi Barat, termasuk Quds yang diduduki, bersama dengan ribuan warga Palestina di Jalur Gaza dan ratusan warga Palestina di wilayah pendudukan 1948 sejak 7 Oktober 2023. Menurut puluhan dokumen oleh lembaga terkait, selain kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti penyiksaan, kelaparan, kegagalan untuk menyediakan layanan medis dan menahan tawanan dalam kondisi yang keras, penyiksaan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap tahanan Palestina telah meningkat.